KONGSI HADITS
Jumaat, 19 November 2021
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.
Khamis, 12 Ogos 2021
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 77. Marah Ketika Syariat Dilanggar Dan Membantu Untuk Kemenangan Agama Allah.
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 47: 7)
Daripada Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata, “ketika Rasulullah datang dari bepergian, baginda dapati aku telah menutupi ruang tengah rumah dengan tabir yang ada gambar patung, tatkala Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melihatnya, baginda mengoyaknya dan wajah baginda mula berubah, lalu bersabda, “Wahai Aisyah, manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang meniru-niru ciptaan Allah.”
[Shahih Al-Bukhari no. 3224, 5954 dan Muslim no. 2107]
Daripada Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya kaum Quraisy pernah menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita suku Al-Makhzumi yang telah mencuri, mereka berkata, “Tidak ada yang berani meminta keringanan untuknya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kecuali Usamah bin Zaid, orang kecintaan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,” akhirnya Usamah yang membicarakan ini kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu akan memberikan syafaat dalam hukum yang telah ditetapkan Allah?” Kemudian Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berdiri dan berkhutbah, “Sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah jika seorang bangsawan mencuri dia dibiarkan dan jika rakyat jelata yang mencuri dia dijatuhi hukuman, Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku akan potong tangannya.”
[Shahih Al-Bukhari no. 3475, 2648 dan Muslim no. 1688]
Daripada Anas ridhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melihat ludah (dahak) di arah kiblat (masjid), hal itu membuat baginda tidak senang hingga tampak pada pada raut wajahnya, kemudian ia bangun mencuci dengan tangan sambil bersabda, “Sesungguhnya seseorang jika berdiri dalam shalatnya, berarti dia bermunajat dengan Rabbnya, dan sesungguhnya Rabbnya berada antara dia dengan kiblat, maka jangan sekali-kali meludah ke arab kiblat, tetapi meludahlah dahak ke sebelah kiri atau kebawah kakinya.” Kemudian baginda mengambil hujung selendangnya dan meludah padanya kemudian melipatnya dan bersabda, “Atau buat seperti ini.”
[Shahih Al-Bukhari no. 405, 1214 dan Muslim no. 551]
Jumaat, 9 Julai 2021
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 76. Bersabar dengan sesuatu yang menyakitkan.
Selasa, 2 Februari 2021
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 75. Memaafkan Dan Berpaling Dari Orang-Orang Yang Bodoh.
“Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (QS. Asy-Syûrâ: 42: 43)
Masih terdapat banyak lagi ayat-ayat yang berhubungan dengan bab ini.
Daripada Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pernahkah engkau mengalami hari yang lebih berat daripada hari-hari saat perang Uhud?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kejadian terberat yang pernah aku alami adalah hari Aqabah, tatkala aku memperkenalkan diriku (tentang kenabiannya) kepada Ibnu Abd Yalil bin Abdu Kulal, dia tidak menyambut apa yang aku inginkan, maka aku pun pergi dengan hati gundah, hingga aku seakan tidak sadar melainkan saat telah sampai di daerah Qarnu Ats-Tsa'alib. Aku tengadahkan kepalaku, tiba-tiba aku melihat ada awan menaungiku dan aku lihat Malaikat Jibril 'alaihissalam memanggilku sambil berkata, “Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mendengar jawaban kaummu terhadapmu, dan kini Dia mengutus Malaikat penjaga pegunungan ini, untuk engkau perintahkan dengan apa saja yang engkau mahu. Malaikat penjaga pegunungan itu pun memanggilku dan memberi salam kepadaku, sambil berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah Ta'ala telah mendengar jawaban kaummu terhadapmu dan aku adalah Malaikat penjaga pegunungan disini, Rabbku telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau kehendaki. Apa yang engkau mahu? Jika engkau mahu, aku akan timpa mereka dengan dua gunung besar.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku hanya berharap semoga Allah mengeluarkan keturunan dari sulbi mereka orang-orang yang mahu menyembah Allah semata-mata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.”
[Shahih Al-Bukhari no. 3231 dan Muslim no. 1795]
Daripada Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik isteri atau pun pembantunya, kecuali dalam berjihad di jalan Allah, dan baginda sama sekali tidak pernah membalas orang yang mengganggunya, kecuali apabila apa yang telah diharamkan Allah itu dilanggar, maka baginda membalasnya semata-mata kerana Allah.”
[Shahih Muslim no. 2328]
Daripada Anas radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan baginda mengenakan selendang Najran yang tebal, tiba-tiba seorang Arab Badui datang lalu menarik-narik selendang baginda dengan kuat. Aku melihat terdapat bekas leher baginda akibat hujung selendang, kerana kuatnya tarikan orang Arab Badui itu. Kemudian dia berkata, “Wahai Muhammad, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu!” Baginda menoleh kepada orang Arab Badui itu sambil tersenyum, lalu baginda menyuruh untuk memenuhi permintaan orang Arab Badui itu.”
[Shahih Al-Bukhari no. 3149, 5809, 6088 dan Muslim no. 1057]
Daripada Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu dia berkata, “Sepertinya aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat menceritakan perihal salah seorang Nabi shalawatullah wa Salamuhu Alaihim yang dipukul oleh kaumnya sampai berlumuran darah, sambil mengusap darah dari wajahnya dan dia berkata, “Allaahummaghfir liqaumii fa innahum laa ya'lamuun (Ya Allah, ampunilah kaumku kerana mereka tidak mengetahui).”
[Shahih Al-Bukhari no. 3477 dan Muslim no. 1792]
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang kuat itu bukanlah yang handal bergusti, tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu mengawal dirinya sewaktu sedang marah.”
[Shahih Al-Bukhari no. 6114. Muslim no. 2609]
Selasa, 1 September 2020
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 74. Sabar, Murah Hati dan Lemah Lembut.
“Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang Allah sukai, yaitu lemah lembut dan sabar.”
[Shahih Muslim no. 17]
Jumaat, 12 Jun 2020
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 73. Berakhlak Baik.
Allah ﷻ berfirman:
(QS. Âli 'Imrân: 3: 134)
Hadits 619.
[Shahih Al-Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 2150]
Hadits 620.
[Shahih Al-Bukhari no. 3561 dan Muslim no. 2230]
Hadits 621.
[Shahih Al-Bukhari no. 1825 dan Muslim no. 1193]
Hadits 622.
“Al-Birr (bakti) adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala sesuatu yang meragukan hati dan kamu benci jika hal itu diketahui orang lain.”
[Shahih Muslim no. 2535]
Hadits 623.
[Shahih Al-Bukhari no. 3559, 6035 dan Muslim no. 2321]
Hadits 624.
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.
Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...
-
Allah ﷻ berfirman: ۞يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا۞ “ Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan...
-
Allah ﷻ berfirman: ۞وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا ا...
-
Allah ﷻ berfirman: ۞وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ۞ “Dan orang-oran...