Saturday, May 9, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 72. Haramnya Sikap Sombong Dan Ujub (Membanggakan Diri)

Allah ﷻ berfirman:
۞تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ۞
“Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.” 
(QS. Al-Qashash: 28: 83)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ۞
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong.” (QS. Al-Isrâ: 17: 37)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ۞
“Dan janganlah kamu memaling wajah manusia (kerana sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqmân: 31: 18)

Makna, “Janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia” yakni jangan kamu buang muka di hadapan mereka kerana perasaan sombong terhadap mereka.

Allah ﷻ berfirman:
۞وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ۞
“Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaraan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.” (QS. Al-Qashash: 28: 81)

Allah ﷻ berfirman:
۞فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ۞
“Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi.” 
(QS. Al-Qashash: 28: 81)

Hadits 610.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مَنْ كِبْرٍ » فَقَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُه حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنًا قَالَ: « إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ اْلكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baginda bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” 

Seseorang bertanya: “Sesungguhnya ada seorang lelaki yang senang kalau bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?”

Baginda menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”

[Shahih Muslim no. 91]

Hadits 611.
وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَعِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا أَكَل عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِمَالِهِ فَقَالَ: « كُلْ بِيَمِينِكَ » قَالَ: لَا أَسْتَطِيْعُ، قَالَ: « لَا اسْتَطَعْتَ » مَا مَنَعَهُ إِلاَّ اْلكِبْرُ. قَالَ: فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Salamah bin Al-Akwa radhiyallahu anhu, bahwasanya ada seorang lelaki makan di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kiri, maka baginda menegurnya: “Makanlah dengan tangan kanan.”

Lelaki itu menjawab: “Aku tidak boleh makan dengan tangan kanan.”

Baginda bersabda lagi: “Kamu tidak boleh makan dengan tangan kanan kerana kesombonganmu.”

Salamah berkata: “Kemudian lelaki itu tidak boleh mengangkat tangannya ke mulut.”

[Shahih Muslim no. 2021]

Hadits 612.
وَعَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: « أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ ؟: كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَتَقَدَّمَ شَرْحُهُ فِي بَابِ ضَعْفَةِ الْمُسْلِمِيْنَ.
Daripada Haritsah bin Wahb radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Mahukah kamu aku beritahukan tentang penghuni neraka?” Mereka adalah orang yang kaku dan kasar, berakhlak sangat buruk dan sombong.”

[Shahih Al-Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853]

Telah dijelaskan pada “Bab Keutamaan Orang-orang Lemah.”

Hadits 613.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « احْتَجَّتِ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ، فَقَالَتِ النَّارُ: فِيَّ الْجَبَّارُوْنَ وَالْمُتَكَبِّرُوْنَ، وَقَالَتِ الْجَنَّةُ: فِيَّ ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَمَسَاكِينُهُمْ. فَقَضَى اللهُ بَيْنَهُمَا: إِنَّكِ الْجَنَّةُ رَحْمَتِي، أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ وإِنَّكِ النَّارُ عَذَابِي، أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَلِكِلَيْكُمَا عَلَيَّ مِلْؤُهَا » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baginda bersabda:

“Surga dan neraka pernah berdebat, berkatalah neraka: “Penghuniku adalah orang-orang yang bongkak dan sombong.”

Surga berkata: “Penghuniku adalah orang-orang yang lemah dan orang-orang yang miskin.”

Lalu Allah memberi keputusan kepada keduanya seraya berfirman: “Sesungguhnya engkau, wahai surga adalah rahmat-Ku, denganmu aku memberi rahmat kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Dan engkau, wahai neraka adalah adzabku, Aku mengadzab siapa saja yang Aku kehendaki, dan Akulah yang berhak memenuhi pengisi kamu berdua.”

[Shahih Muslim no. 2847]

Hadits 614.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah tidak akan memandang orang yang menurunkan (menyeret) kainnya di bawah buku lali kerana sombong.”

[Shahih Al-Bukhari no. 5788 dan Muslim no. 2087]

Hadits 615.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يُزَكِّيْهِمْ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ. (الْعائِلُ): اْلفَقِيْرُ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu), dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ada tiga golongan yang pada hari Kiamat Allah tidak akan berbicara dengan mereka, Allah tidak akan membersihkan (dari dosa) mereka, Allah tidak akan memandang mereka, dan mereka akan disiksa dengan adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, pemimpin yang berbohong dan orang miskin yang sombong.

[Shahih Muslim no. 107]

Hadits 616.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « قَالَ اللهُ عزَّ وَجَلَّ: اْلعِزُّ إِزَارِي، وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، فَمَنْ يُنَازِعُنِي فِي وَاحِدٍ مِنْهُمَا فَقَدْ عَذَّبْتُهُ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu), dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Allah Ta'ala berfirman,

“Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam satu dari dua sifat itu, niscaya Aku siksa dia.”

[Shahih Muslim no. 2620]

Hadits 617.
وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ رَأْسَهُ، يَخْتَالُ فِي مَشْيَتِهِ ، إِذْ خَسَفَ اللهُ بِهِ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي اْلأَرْضِ إِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu), bahwasanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Ketika seseorang berjalan dengan pakaian indah, rambutya tersisir rapi dan bangga terhadap dirinya, namun dia sombong dalam berjalan, tiba-tiba Allah Ta'ala membenamkannya (ke dalam bumi), hingga masuk dan terpendam di dalam tanah sampai hari Kiamat.”

[Shahih Al-Bukhari no. 5789 dan Muslim no. 2088]

Hadits 618.
وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَعِ رَضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « لَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَذْهَبُ بِنفْسِهِ حَتَّى يُكْتَبَ فِي الجَبَّارِيْنَ، فَيُصِيْبُهُ مَا أَصَابَهمْ » رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Daripada Salamah bin Al-Akwa radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seorang senantiasa membanggakan diri hingga akhirnya dicatat dalam golongan para pembangkang (angkuh), maka dia pun akan tertimpa seperti apa yang menimpa mereka.”

[Hr. At-Tirmidzi no. 6344 dinilai Dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dhaifah no. 1914]

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...