Monday, April 13, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 71. Tawaduk Dan Rendah Hati Terhadap Orang Mukmin.

Allah ﷻ berfirman:
۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu'ara: 26: 215)

Allah ﷻ berfirman:
۞يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ۞
“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” 
(QS. Al-Mâ' idah: 5: 54)

Allah ﷻ berfirman:
۞يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ ۞
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa.” (QS. Al-Hujurât: 49: 13)

Allah ﷻ berfirman:
۞فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ۞
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 53: 32)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَنَادَىٰ أَصْحَابُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَىٰ عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ۞أَهَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ۚ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ۞
“Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu. (Orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka), “Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Kepada orang mukmin itu dikatakan), “Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.” (QS. Al-A'râf: 7: 48-49)

Hadits 600.
وَعَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَواضَعُوْا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada 'lyadh bin Himar radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu' (merendah hati), hingga tidak ada seorang yang membanggakan diri di hadapan orang lain, dan tidak ada seorang pun yang berlaku aniaya terhadap lainnya.”

[Shahih Muslim no. 2865]

Hadits 601.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta sedikit pun dan tidaklah Allah menambahkan pada seseorang kerana memaafkan (kesalahan orang) kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadhu (rendah hati) kerana Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.”

[Shahih Muslim no. 2588]

Hadits 602.
وَعَن أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, bahwasanya dia sering melewati anak-anak dan mengucapkan salam kepada mereka. Dan dia berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga melakukannya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168]

Hadits 603.
وَعَنْهُ قَالَ: إِنْ كَانَتِ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, “Seandainya budak perempuan di Madinah menarik tangan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, niscaya dia bisa membawa baginda kemana saja dia suka.

[Shahih Al-Bukhari no. 6072]

Hadits 604.
وَعَنْ اْلأَسْوَدِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ: سُئِلَتْ عَائِشَةُ رِضِيَ اللهُ عَنْهَا: مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَكُوْنُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَعْنِي: خِدْمَةِ أَهلِهِ فإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاة، خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Al-Aswad bin Yazid radhiyallahu anhu dia berkata, Aisyah radhiyallahu anha pernah ditanya, “Apakah yang biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lakukan di rumah?”

Aisyah menjawab, “Baginda membantu keluarganya dan apabila tiba waktu shalat, baginda keluar untuk shalat.”

[Shahih Al-Bukhari no. 676]

Hadits 605.
وَعَنْ أَبِي رِفَاعَةَ تَمِيْمِ بْنِ أُسَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ. فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، رَجُلٌ غَرِيْبٌ جَاءَ يَسْأَلُ عَنْ دِيْنِهِ لَا يَدْرِيْ مَا دِيْنُهُ؟ فَأَقْبَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكَ خُطْبَتَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَيَّ، فَأُتِىَ بِكُرْسِيٍّ، فَقَعَدَ عَلَيْهِ، وَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ، ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ، فَأَتمَّ آخِرَهَا. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Rifa'ah Tamim bin Usaid radhiyallahu anhu dia berkata, “Aku sampai kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam saat ia sedang berkhutbah, maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang asing datang untuk bertanya mengenai agama, kerana dia belum mengerti tentang agama.”

Kemudian Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam  pun menghampiriku dan meninggalkan khutbahnya hingga baginda sampai kepadaku dan dibawakan kursi untuk baginda, lalu baginda pun duduk di atasnya, mulailah baginda mengajarkan kepadaku apa yang telah Allah ajarkan kepada baginda kembali. Kemudian baginda melanjutkan khutbahnya hingga selesai.

[Shahih Muslim no. 876]

Hadits 606.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ قَالَ: وَقَالَ: « إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ، فَلْيُمِطْ عَنْهَا اْلأَذَى، وَلْيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ » وَأَمَرَ أَنْ تُسْلَتَ اْلقَصْعَةُ قَالَ: « فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ فِي أَيِّ طَعَامِكُمُ البَركَةُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu bahwasanya, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam jika makan, baginda akan menjilat jari-jarinya yang tiga,” dan baginda bersabda,

“Jika makanan salah seorang dari kalian jatuh, maka hendaklah dia bersihkan kotorannya lalu makanlah dan jangan dibiarkan dimakan setan.”

Baginda pun memerintahkan untuk membersihkan sisa makan yang ada di piring, lalu bersabda,

“Sesungguhnya kalian tidak tahu pada makanan yang mana keberkahan itu berada.”

[Shahih Muslim no. 2024]

Hadits 607.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا بَعَثَ اللهُ نَبِيًّا إِلاَّ رَعَى اْلغنَمَ » قَالَ أَصْحَابُهُ: وَأَنْتَ؟ فَقَالَ: « نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيْطَ لأَهْلِ مَكَّةَ » رَوَاهُ اْلبُخَاِريُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun melainkan pernah menggembala kambing.”

Para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga demikian?”

Baginda menjawab, “Ya, aku dahulu menggembala kambing penduduk Mekah dengan upah beberapa qirath.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2262]

Hadits 608.
وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ دُعِيْتُ إِلَى كُرَاعٍ أَوْ ذِرَاعٍ لَقَبِلْتُ. وَلَوْ أُهْدِىَ إِليَّ ذِراعٌ أَوْ كُراعٌ لَقَبِلْتُ » رَوَاهُ  اْلبُخَارِيُّ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, baginda bersabda,

“Seandainya aku diundang untuk makan kaki atau paha (kambing atau yang serupa), niscaya aku penuhi dan seandainya, aku di beri paha atau kaki (kambing atau yang serupa) niscaya aku terima.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2568]

Hadits 609.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَتْ نَاقَةُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَضْبَاءُ لَا تُسْبَقُ، أَوْ لَا تَكَادُ تُسْبَقُ، فَجَاءَ أَعْرَابِيٌّ عَلَى قَعُوْدٍ لَهُ، فَسَبَقَها، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى المُسْلمِيْنَ حَتَّى عَرَفَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «حَقٌّ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يَرْتَفِعَ شَيءٌ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ وَضَعَهُ» رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, “Unta Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang bernama Al-'Adhba' tidak pernah dikalahkan atau hampir tidak pernah terkalahkan, tiba-tiba datang seorang badui dengan menunggangi untanya, ternyata dapat mengalahkannya, kaum muslimin merasa berat akan hal itu, sampai hal itu diketahui Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Suatu kepastian Allah untuk tidak membiarkan sesuatu dari urusan dunia melambung tinggi kecuali akan Dia rendahkan.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2872]

Friday, April 10, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 70. Keutamaan Bergaul Dengan Orang Ramai Dan Menghadiri Majlis Yang Dianjurkan Oleh Orang Ramai Dengan Menghadiri Majlis Dzikir, Menziarah Orang Sakit, Menziarah Jenazah, Membantu Keperluan Mereka, Mengajar Orang Yang Memerlukan Di antara Mereka.

Ketahuilah bahwa bergaul dengan masyarakat dengan cara yang saya sebutkan di atas adalah perilaku istimewa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan seluruh Nabi Shalawatullah wa Salamuhu Alaihim. Demikian juga para Khulafaur Rasyidin, para sahabat dan para tabi'in yang datang sesudah mereka, begitu pula para ulama kaum muslimin dan orang-orang terbaik dari mereka. Inilah madzhab mayoritas tabi'in dan orang-orang yang sesudah mereka. Imam Syafi'i dan Imam Ahmad pun berpendapat seperti ini, begitu pula mayoritas ulama fikih. Allah Ta'ala berfirman, “Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa.” (QS. Al-Mâ'idah: 5: 2). Ayat ini semakna dengan apa saya sebutkan, banyak sekali dan sudah diketahui.

Saturday, April 4, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 69. Sunnah Menyendiri Pada Saat Manusia Dan Zaman Telah Rusak Atau Kerana Khawatir Terganggu Agamanya, Atau Khawatir Terjerumus Dalam Haram Dan Syubhat.

Allah ﷻ berfirman:
۞فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ۞
“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.” 
(QS. Adz-Dzâriyat: 51: 50)

Hadits 595.
وَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: « إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلعَبْدَ التَّقِيَّ الغَنِيَّ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa lagi kaya (hati).”

[Shahih Muslim no. 2965]

Hadits 596.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلُ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: « مُؤْمِنٌ مُجَاهِدٌ بِنَفسِهِ وَمَالِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ » قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: « ثُمَّ رَجُلٌ مُعتَزِلٌ فِي شِعْبٍ مِنَ الشِّعَابِ يَعْبُدُ رَبَّهِ » وَفِي رِوايةٍ « يَتَّقِي اللهَ . وَيَدَعُ النَّاسِ مِنْ شَرّْهِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, “Seorang bertanya (kepada Nabi), “Siapakah mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah,” “dia bertanya lagi, “kemudian siapa?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kemudian seseorang yang menyendiri di suatu perkampungan dan beribadah kepada Allah.” Dalam riwayat lain, “Bertakwa kepada Allah dan menjauhi manusia dari kejahatannya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2786 Muslim no. 1888]

Hadits 597.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « يُوشِكَ أَنْ يَكُوْنَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتَّتبَّعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ. وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِيْنِهِ مِنَ اْلفِتَنِ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hampir terjadi, bahwa sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang dia gembalakan sampai ke atas bukit dan mencari tempat-tempat penampungan air, semata-mata kerana melarikan diri menyelamatkan agamanya dari fitnah (cobaan).”

[Shahih Al-Bukhari no. 19]

Hadits 598.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا بَعَثَ اللهُ نَبِيًّا إِلاَّ رَعَى الْغَنَمَ » فَقَالَ أَصْحَابُهُ: وَأَنْتَ؟ قَالَ: « نَعَمْ، كُنْت أَرْعَاهَا عَلى قَرَارِيْطَ لأَهْلِ مَكَّةَ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan pernah menggembala kambing.”

Para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga demikian?”

Baginda menjawab, “Ya, aku dahulu menggembalakan kambing penduduk Mekah dengan upah beberapa qirath.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2262]

Hadits 599.
وَعَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: « مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرْسِهِ فِي سَبِيْلِ اللهُ، يَطِيْرُ عَلَى مَتْنِهِ، كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً، طَارَ عَلَيْهِ يَبْتَغِي الْقَتلَ، أَوِ الْمَوْتَ مظَانَّهُ، أَوْ رَجُلٌ فِي غُنَيْمَةٍ فِي رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هَذِهِ الشَّعَفِ، أَوْ بَطنِ وَادٍ مِنْ هَذِهِ اْلأَوْدِيَةِ، يُقِيْمُ الصَّلَاةَ وَيُؤتِي الزَّكَاةَ، وَيَعْبُدُ رَبَّهُ حَتَّى يَأْتِيَهُ اْليَقِيْنُ لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ فِي خَيْرٍ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya, baginda bersabda,

“Di antara kehidupan yang terbaik adalah seorang lelaki yang memegang kendali kudanya untuk berjuang di jalan Allah, melompat di atas punggungnya, setiap kali mendengar seruan dia melompat di atasnya (punggung kuda) untuk membunuh musuh atau menemui kematian dirinya, atau seorang yang memelihara kambing di atas gunung atau suatu lembah sambil menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan tetap menyembah Rabbnya hingga datang kematian. Tidak ada seorang pun yang demikian kecuali dia berada dalam kebaikan.”

[Shahih Muslim no. 1889]

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...