Friday, December 20, 2019

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 62. Mengutamakan Orang Lain Dan Memberi Pertolongan Agar Menjadi Teladan.

Allah ﷻ berfirman:
۞وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ۞
“Dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan.” (QS. Al-Hasyr: 59: 9)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا۞
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insân: 76: 8)

Hadits 562.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنِّي مَجْهُوْدٌ، فَأَرْسَلَ إِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ، فَقَالَتْ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِيْ إِلاَّ مَاءٌ، ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى أُخْرَى. فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ، حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلُ ذَلِكَ: لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلاَّ مَاءٌ. فَقَالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ يُضِيْفُ هَذَا اللَّيْلَةَ؟ » فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلأَنْصَارِ: أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ، فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى رَحْلِهِ، فَقَالَ لِامْرَأَتِهِ: أَكْرِمِيْ: ضَيْفَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

وَفِي رِوَايَةٍ قَالَ لِامْرَأَتِهِ: هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ؟ فَقَالَتْ: لَا، إِلاَّ قُوْتَ صِبْيَانِي قَالَ: عَلِّلِيْهِمْ بِشَيءٍ وَإِذَا أَرَادُوْا العَشَاءَ، فَنَوِّمِيْهِمْ، وَإِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا، فَأَطْفِئي السِّرَاجَ، وَأَرِيْهِ أَنَّا نَأْكُلُ، فَقَعَدُوْا وَأَكَلَ الضَّيْفُ وَبَاتَا طَاوِيَيْنِ، فَلَمَّا أَصْبَحَ، غَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقَالَ: « لَقَدْ عَجِبَ اللَّهُ مِنْ صَنِيْعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا اللَّيْلَةَ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku lapar sekali,” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menghantarnya pergi ke rumah salah satu istrinya (untuk meminta makanan), istrinya berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak memiliki apa pun selain air,” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke yang lain, istrinya yang lain pun menjawabnya sama seperti tadi, hingga semuanya menjawab dengan jawaban yang sama, “Tidak ada, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak memiliki apa pun selain air.” Akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (kepada para sahabatnya), “Siapa di antara kalian yang siap menjamunya pada malam ini?” 

Seorang sahabat dari kaum Anshar berkata, “Aku, wahai Rasulullah.” Maka dia pun pergi bersama orang itu ke rumahnya dan berkata kepada istrinya, “Hormatilah (jamulah) tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam riwayat lain ia bertanya kepada istrinya, “Apakah kamu punya makanan?” Istrinya menjawab “Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anak.” Dia berkata, “Hiburlah mereka dengan sesuatu, jika mereka mahu makan, tidurkan mereka dan apabila tamu kita telah masuk, padamkanlah lampu dan perlihatkan kepadanya seolah-olah kita juga makan.”

Mereka bertiga pun duduk dan tamu itu makan. Lalu mereka berdua (suami isteri) bermalam dalam keadaan lapar. Pada pagi harinya ia pergi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Sungguh, Allah kagum terhadap perbuatan kalian kepada tamu semalam itu.”

[Shahih Al-Bukhari no. 3798, 4889 dan Muslim no. 2054]

Hadits 563.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « طَعَامُ اْلاثْنَيْنِ كَافِي الثَّلاثَةِ، وطَعَامُ الثَّلَاثَةِ كَافِي اْلأَربَعَةِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
وَفِي رِوَابَةٍ عَنْ خَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « طَعَامُ اْلوَاحِدِ يَكْفِي اْلاِثْنَيْنِ، وَطَعَامُ اْلاِثْنَيْنِ، يَكْفِي اْلأَربَعَةَ وَطَعَامُ اْلأَرْبَعَةِ يَكْفِي الثَّمَانِيَةَ » .
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu) dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Makanan untuk dua orang, mencukupi tiga orang dan makanan untuk tiga orang, mencukupi untuk empat orang.”

[Shahih Al-Bukhari no. 5492 dan Muslim no. 2058]

Dalam riwayat Jabir radhiyallahu anhu bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Makanan untuk satu orang, mencukupi untuk dua orang dan makanan untuk dua orang, mencukupi untuk empat orang dan makanan untuk empat orang mencukupi lapan orang.”

[Shahih Muslim no. 2059]

Hadits 564.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ فِي سَفَرٍ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ، فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِيْنًا وَشِمَالاً، فَقَال رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَليَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ، فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لَا زَادَ لَهُ » فَذَكَرَ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ مَا ذَكَرَ حَتَّى رَأَيْنَا أَنَّهُ لَا حَقَّ لأَحَدٍ مِنَّا فِي فَضْلٍ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, “Tatkala kami dalam perjalanan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang lelaki datang menaiki kenderaannya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

“Barangsiapa yang memiliki kelebihan tempat pada kenderaannya, hendaklah ia memberikannya kepada orang yang tidak memiliki tempat, dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan dengan bekalan yang banyak, hendaklah ia membantu orang yang tidak punya bekalan.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut berbagai macam jenis harta yang dapat disebutkan sehingga kami merasa bahwa tidak ada lagi dari kami yang berhak mendapatkan kelebihan harta.

[Shahih Muslim no. 1728]

Hadits 565.
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبُرْدَةٍ مَنْسُوْجَةٍ، فَقَالَتْ: نَسَجْتُهَا بِيَدَيَّ لأَكْسُوَكَهَا، فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجًاإِلَيْهَا، فَخَرَجَ إِلَيْنا وَإِنَّهَا لإِزَارُهُ، فَقَالَ فُلَانٌ اكْسُنِيْهَا مَا أَحْسَنَهَا، فَقَالَ: « نَعَمْ » فَجَلَسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ، ثُمَّ رَجَعَ فَطَوَاهَا، ثُمَّ أَرسَلَ بِهَا إِلَيْهِ: فَقَالَ لَهُ اْلقَوْمُ: مَا أَحْسَنْتَ، لَبِسَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجًا إِلَيْهَا، ثُمَّ سَأَلْتَهُ، وَعَلِمَتْ أَنَّهُ لَا يَرُدُّ سَائِلًا، فَقَالَ: إِنِّي وَاللهِ مَا سَأَلْتُهُ لأَلْبَسَهَا، إِنَّمَا سَأَلْتُهُ لِتكُوْنَ كَفَنِي. قَالَ سَهْلٌ: فَكَانَتْ كَفَنَهُ. رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu dia berkata, “Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa sebuah kain tenunan lalu berkata, “Aku menenun kain ini untuk engkau kenakan,” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengambilnya, kerana memang baginda memerlukannya. 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
keluar dengan bersarungkan kain tenun itu, tiba-tiba ada seorang lelaki berkata, “Berikanlah untukku, alangkah bagusnya kain itu,” Baginda menjawab, “Baiklah,” kemudian baginda pulang dan melipat sarung itu, selanjutnya baginda mengirim sarung itu kepada orang yang tadi memintanya.

Maka orang-orang berkata kepada orang itu, “Kamu telah melakukan hal yang tidak bagus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai sarung yang memang baginda memerlukannya, lalu kamu memintanya, padahal kamu tahu bahwa baginda tidak akan menolak sesiapa pun yang meminta kepadanya.”

Orang itu berkata, “Demi Allah, sungguh aku tidak memintanya untuk aku pakai. Sesungguhnya aku memintanya untuk aku jadikan sebagai kain kafanku.” Sahl berkata, “Akhirnya memang kain itu yang jadi kain kafannya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 1277]

Hadits 566.
وَعَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِنَّ اْلأَشْعَرِيِّيْنَ إِذَا أَرْمَلُوْا فِي الْغَزْوِ، أَوْ قَلَّ طَعَامُ عِيَالِهِمْ بِالمَدِيْنَةِ، جَمَعُوْا مَا كَانَ عِنْدَهُمْ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ اقْتَسَمُوْهُ بَيْنَهُمُ فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ بِالسَّوِيَّةِ فَهُمْ مِنِّي وَأَنَا مِنَّهُمْ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Musa radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya jika orang-orang Asy'ari apabila kehabisan bekalan dalam peperangan atau makananan untuk keluarga mereka di Madinah semakin habis maka mereka mengumpulkan apa saja milik mereka dalam satu kain lalu mereka membahagi di antara mereka dalam ukuran satu wadah (bekas) dengan sama rata. Mereka termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2486 dan Muslim no. 2500]

Tuesday, December 17, 2019

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 61. Larangan Bersifat Bakhil Dan Kikir Atau Tamak Terhadap Milik Orang.

Allah ﷻ berfirman:
۞وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ۞وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ۞فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ۞وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّىٰ۞
“Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan). Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.”
(QS. Al-Lail: 92: 8-11)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ۞
“Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” 
(QS. At-Taghâbun: 64: 16)

Adapun hadits-hadits (yang berkenaan dengan masalah ini) telah diterangkan pada bab sebelumnya.

Hadits 561.
وَعَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اتَّقُوْا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوْا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوْا مَحَارِمَهُمْ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Jabir radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Takutlah kalian akan perbuatan zhalim, kerana perbuatan zhalim itu merupakan kegelapan di hari kiamat. Dan takutlah kalian akan sifat kikir, kerana sifat kikir itu telah membinasakan umat-umat yang ada sebelum kalian, mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan Allah.”

[Shahih Muslim no. 2578]

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...