Tuesday, January 14, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 65. Ingat Mati Dan Mengurangi Angan-Angan.

Allah ﷻ berfirman:
۞كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ۞
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” 
(QS. Âli 'Imrân: 3: 185)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ۞
“Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya esok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Luqmân: 31: 34)

Allah ﷻ berfirman:
۞فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ۞
“Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. An-Nahl: 16: 61)

Allah ﷻ berfirman:
۞يٓـٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ۞وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ۞وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ۞
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta bendamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah (dermakanlah) sebagian daripada rezeki yang Kami berikan kepadamu sebelum seseorang daripada kamu sampai ajal maut kepadanya, (kalau tidak) maka ia (pada saat itu) akan merayu dengan berkatanya: “Wahai Tuhanku! Alangkah baiknya kalau Engkau lambatkan kedatangan ajal matiku -ke suatu masa yang sedikit sahaja lagi, supaya aku dapat bersedekah dan dapat pula aku menjadi dari orang-orang yang shalih.” Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali akan melambatkan kematian seseorang (atau sesuatu yang bernyawa) apabila sampai ajalnya; dan Allah Amat Mendalam Pengatahuan-Nya mengenai segala yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munâfiqûn: 63: 9-11)

Allah ﷻ berfirman:
۞حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ۞لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ۞فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ۞فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ۞وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ۞تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ۞أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ۞قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ۞رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ۞قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ۞إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ۞فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰ أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ۞إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ۞قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ۞قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ۞قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ۞أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ۞
“Sehingga dikala kematian telah tiba pada seorang diantara mereka, iapun berkatalah: “Ya Tuhanku, kembalikanlah saya hidup -ke dunia- supaya saya dapat mengerjakan amalan yang baik yang telah saya tinggalkan”. Janganlah begitu. Sesungguhnya perkataan itu hanyalah sekadar yang dapat ia ucapkan. Di hadapan mereka ada barzakh, dinding yang membatasi sampai hari mereka dibangkitkan. Selanjutnya, apabila ditiup sangkakala, maka pada hari itu tiada lagi pertalian -kekerabatan dan persahabatan- diantara mereka dan antara satu dengan lainnya tidak dapat tanya menanya. Maka barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung dan barangsiapa yang ringan timbangan amal kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka tetap berada di dalam neraka Jahanam. Api neraka itu membakar muka mereka dan mereka di dalamnya bermuka masam. Bukankah ayat-ayatKu telah pernah dibacakan kepadamu semua, tetapi engkau semua mendustakannya.” Sehingga pada firman Allah Ta’ala: “Dia berfirman: “Berapa tahunkah lamanya engkau semua menetap di bumi?” Mereka menjawab: “Kita semua menetap sehari atau setengah hari saja, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang pandai menghitung.” Allah Ta'ala berfirman lagi: “Engkau semua tidaklah menetap di situ -di dunia- melainkan dalam waktu sebentar saja, andaikata engkau semua mengetahuinya. Adakah engkau semua mengira bahwa Kami menciptakan engkau semua itu dengan main-main belaka dan bahwasanya engkau semua tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu' minûn: 23: 99-115)

Allah ﷻ berfirman:
۞قَـٰالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ۞قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ۞قَـٰالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ۞أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ۞
“Allah Ta'ala bertanya lagi (kepada mereka yang kafir itu): “Berapa tahun lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di dunia) selama sehari atau sebagian dari sehari; maka bertanyalah kepada golongan (malaikat) yang menjaga urusan menghitung. Allah Ta'ala berfirman: “Kamu tidak tinggal (di dunia) melainkan sedikit masa sahaja, kalau kamu dahulu mengetahui hal ini (tentulah kamu bersiap sedia). “Maka adakah patut kamu menyangka bahwa Kami hanya menciptakan kamu (dari tiada kepada ada) sahaja dengan tiada sebarang nikmat pada ciptaan itu? Dan kamu (menyangka pula) tidak akan dikembalikan kepada kami?” 
(QS. Al-Mu' minûn: 23: 112-115)

Allah ﷻ berfirman:
۞أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ۞
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan jangankah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadîd: 57: 16)

Dan ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali. 

Hadits 572.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِيَّ فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ » وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ، فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ، فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لَمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Ibu Umar radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang bahu aku, lalu bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini bagai orang asing atau orang yang menyeberangi jalan.” Ibnu Umar berkata, “Jika engkau berada di waktu petang, jangan tunggu pagi dan jika berada di waktu pagi jangan tunggu petang. Pergunakanlah kesihatanmu sebelum sakit dan pergunakanlah masa hidup untuk kematian.”

[Shahih Al-Bukhari no. 6416]

Hadits 573.
وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا حَقُّ امْرِيءٍ مُسلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُوْصِي فِيْهِ. يبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلاَّ وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. هَذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيَّ.
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلمٍ: « يَبِيْتُ ثَلَاثَ لَيَالٍ » قَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَا مَرَّتْ عَلَيَّ لَيْلَةٌ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذَلِكَ إِلاَّ وَعِنْدِيْ وَصِيَّتِي.
Daripada (Ibnu Umar radhiyallahu anhu) bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak ada hak seorang Muslim yang ada sesuatu harta baginya yang hendak diwasiatkan, ia bermalam dua malam, melainkan wasiatnya itu sudah tertulis di sisinya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2738]

Dalam riwayat Muslim, “Bermalam selama tiga malam.” Lalu Ibnu Umar berkata, “Tidak pernah berlalu semalam pun atas diri aku sejak aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, maka tidak ada satu malam pun yang berlalu melainkan di sisi aku telah terdapat surat wasiatku.”

[Shahih Muslim no. 1627]

Hadits 574.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطُوْطًا فَقَالَ: « هَذَا اْلإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ. فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَ الْخَطُّ الأَقْرَبُ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat satu garisan, kemudian baginda bersabda, “Ini adalah angan-angan manusia dan ini ajalnya. Ketika ia seperti itu (terus dalam angan-angannya) tiba-tiba datanglah garis yang paling dekat (yaitu kematian).”

[Shahih Al-Bukhari no. 6418]

Hadits 575.
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي اْلوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي اْلوَسَطِ، فَقَالَ: « هَذَا اْلإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيْطًا بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ اْلأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا » رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ. وَهَذُهِ صُوْرَتُهُ: اْلأَجَلُ -اْلأَعْرَاضُ -اْلأَمَلُ.
Daripada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat gambar segi empat, di tengah-tengahnya dibuat satu garis lurus memanjang hingga ke luar garis kotak dan di samping garis tengah itu dibuat garis-garis kecil. Lalu baginda bersabda, “Ini manusia dan yang ini ajalnya mengelilinginya, sedang garis panjang yang keluar dari batas itu adalah angan-angan manusia dan garis-garis kecil itu ialah gangguan-gangguan yang selalu menghinggapi manusia, maka bila ia tidak mengenai yang ini, mungkin terkena yang satunya, jika ia terhindar dari yang satunya dia akan terkena yang lain.

[Shahih Al-Bukhari no. 6417]

Hadits 576.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « بَادِرُوْا بِالأَعْمَالِ سَبْعًا، هَلْ تَنْتَظِرُوْنَ إِلأَ فَقْرًا مُنْسِيًا، أَوْ غِنَى مُطْغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا، أَوْ مَوتًا مُجْهزًِا، أَوِ الدَّجَّالَ، فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوِ السَّاعَةَ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ؟ » رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيٍثٌ حَسَنٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Segeralah beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apa yang kamu tunggu selain kefakiran yang menjadikan kamu lupa diri, atau kekayaan yang menjadikan dirimu melampaui batas atau penyakit yang merusak, atau tua yang melemahkan atau kematian yang cepat datangnya, atau kedatangan Dajjal sejahat-jahat yang di nantikan dan atau hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.

[Hr At-Tirmidzi no. 2306, dinilai Dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Adh-Dhaifah no. 1666]

Hadits 577.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ » يَعْنِي الْمَوْتَ، رَوَاهُ التَّرَمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu) ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelazatan”, yaitu kematian.”

[Hr At-Tirmidzi no. 2307 dinilai Sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1877]

Hadits 578.
وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، قَامَ فَقَالَ: « يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوْا اللهَ جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ، جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيْهِ، جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيْهِ » قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ، فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ قَالَ: « مَا شِئْتَ » قُلْتُ الرُّبُعَ ؟ قَالَ: « مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ » قُلُتُ: فَالنِّصْفَ ؟ قَالَ « مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهَو خَيْرٌ لَكَ » قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ ؟ قَالَ: « مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ » قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا ؟ قَالَ: إِذًا تُكْفِي هَمَّكَ، وَيُغُفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Daripada Ubay bin Ka'ab radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila sudah berlalu sepertiga malam, baginda bangun dan bersabda, “Wahai sekalian manusia, ingatlah engkau semua kepada Allah, datanglah kegoncangan besar -yakni tiupan pertama- yang diikuti oleh peristiwa dahsyat -yakni tiupan kedua- dan antara kedua tiupan itu ada empat puluh tahun lamanya. Kematian itu datang dengan segala macam kesengsaraannya, kematian itu datang dengan segala macam kesukarannya -yakni ketika datangnya sakaratul maut-.” Aku bertanya,“Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memperbanyakkan bacaan shalawat atas Tuan, maka seberapakah yang perlu aku jadikan untuk Tuan itu dari doaku?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Sekehendakmu sajalah.” 

Aku bertanya, “Seperempat?” 

Baginda menjawab, “Sekehendakmu, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih baik untukmu?”

Aku bertanya lagi, “Separuh bagaimanakah?” 

Baginda menjawab, “Sekehendakmu, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih baik lagi untukmu.” 

Aku bertanya pula, “Kalau begitu, dua pertiganya bagaimanakah?” 

Baginda menjawab, “Sekehendakmu sajalah, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih baik untukmu.” 

Aku berkata, “Aku akan menjadikan semua doaku itu untuk Tuan.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jikalau demikian engkau akan dicukupi perihatinmu -yakni urusanmu di dunia dan akhirat akan dipenuhi seluruhnya- serta diampunilah dosamu.”

[Hr. At-Tirmidzi no. 2457 dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah no. 953]

Saturday, January 11, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 64. Keutamaan Orang Kaya Yang Bersyukur, Yakni Orang Yang Mengambil Harta Dari Arah Yang Diridhai Dan Membelanjakannya Ke Arah-arah Yang Diperintahkan.

Allah ﷻ berfirman: 
۞فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ۞وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ۞فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ۞
“Jelasnya: Adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertakwa (mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya), serta dia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesenangan (surga).”
(QS. Al-Lail: 92: 5-7)

Allah ﷻ berfirman: 
۞وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى۞الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ۞وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ۞إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ۞وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ۞
“Dan (sebaliknya) akan dijauhkan (adzab neraka) itu daripada orang yang sungguh bertakwa. Yang mendermakan hartanya dengan tujuan membersihkan dirinya dan harta bendanya. Sedang ia tidak menanggung budi siapa pun, yang patut dibalas. Hanyalah mengharapkan keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan demi sesungguhnya, dia tetap akan berpuas hati (pada hari akhirat, dengan mendapat segala apa yang diharapkan).” (QS. Al-Lail: 92: 17-21)

Allah ﷻ berfirman: 
۞إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ۞
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti termasuk apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 2: 271)

Allah ﷻ berfirman: 
۞لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ۞
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” 
(QS. Âli 'Imrân: 3: 92)

Dan ayat-ayat yang menyebutkan keutamaan berinfak sangat banyak dan sudah diketahui.

Hadits 569.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « لَا حَسَدَ إِلاَّ فِي اثَنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلْكَتِهِ فِي الْحَقِّ. وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فُهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَتَقَدَّمَ شَرْحُهُ قَرِيْبًا.
Daripada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak boleh bersifat dengki kecuali pada dua hal: Seorang yang Allah karuniai harta lalu digunakannya di jalan yang benar, dan seseorang yang Allah anugerahi hikmah (ilmu) lalu dia terapkan dan dia ajarkan kepada orang lain.

[Shahih Al-Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816]

Hadits 570.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ اْلقُرآنَ، فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهارِ. وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً. فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Ibnu Umar radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak boleh bersifat dengki kecuali pada dua perkara. (pertama) kepada seorang yang telah diberi oleh Allah (hafal/faham) Al-Qur'an, sehingga dia membacanya pada waktu siang dan malam. (Kedua) Seorang yang Allah anugerahi harta lalu dia menginfakkannya pada waktu malam dan siang hari.”

[Shahih Al-Bukhari no. 5025 dan Muslim no. 815]

Hadits 571.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِيْنَ أَتَوْا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالُوْا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى. وَالنَّعِيْمِ الْمُقِيْمِ. فَقَال: « وَمَا ذَاكَ؟ » فَقَالُوْا: يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ. وَيَتَصَدَّقُوْنَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، وَيَعْتِقُوْنَ وَلَا نَعْتِقُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُوْنَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ، وَتَسْبِقُوْنَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلَا يَكُوْنُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ؟ » قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: « تُسَبِحُوْنَ، وَتَحْمَدُوْنَ وَتُكَبِّرُوْنَ، دُبُر كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ مَرَّةً » فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِيْنَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُواْ: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوْا مِثْلَهُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَهَذَا لَفْظُ رِوَايَةِ مُسْلِمٍ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya, para fakir miskin dari kalangan sahabat kaum Muhajirin datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong semua pahala dengan derajat yang tinggi dan kesenangan yang abadi.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,
 “Apa maksud kamu semua?” 

Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana halnya kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah sedang kami tidak dapat bersedekah, mereka memerdekakan budak sedang kami tidak dapat memerdekakan budak.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mahukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dengannya kalian dapat mengejar mereka yang telah mendahului kalian dan dapat mendahului orang yang sesudah kalian? Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali mereka yang berbuat sama seperti kalian lakukan?” 

Mereka menjawab, “Baiklah wahai Rasulullah.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bacalah tasbih, takbir dan tahmid setiap selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.” 

Sesudah itu para fakir miskin dari kaum Muhajirin itu kembali lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami orang-orang kaya mendengar apa yang kami lakukan, maka mereka pun melakukannya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (Ini lafazh Muslim)

[Sahih Bukhari no. 843 Muslim no. 595]

Sunday, January 5, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 63.Berlomba-Lomba Memperbanyak Bekal Untuk Akhirat.

Allah ﷻ berfirman: 
وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ۞
“Dan dalam hal yang sedemikian ini -yakni hal-hal kebaikan- maka hendaknya berlomba-lombalah orang-orang yang ingin berlomba-lomba.”
(QS. Al-Muthaffifin 83: 26)

Hadits 567.
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِشَرَابٍ، فَشَرِبَ مِنْهُ وَعَن يَمِيْنِهِ غُلَامٌ، وَعَنْ يَسَارِهِ اْلأَشْيَاخُ، فَقَالَ لِلْغُلَامِ: « أَ تَأْذَنُ لِي أَنْ أُعْطِيَ هُؤلَاءِ؟ فَقَالَ الْغُلَامُ: لَا وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ لَا أُوْثِرُ بِنَصِيْبِي مِنْكَ أَحَدًا، فَتَلَّهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَدِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Sahl bin Sa'ad radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minuman lalu baginda meminumnya (dikatakan susu). Sementara itu, di sebelah kanan baginda terdapat anak muda (Ibnu Abbas) dan sebelah kiri baginda ada orang-orang tua, lalu baginda bersabda kepada anak muda itu, “Apakah kamu mengizinkan aku untuk memberi sisanya kepada mereka?” Maka anak muda itu menjawab, “Demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan memberikan bagian sisamu kepada seorang pun.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minuman itu pada tangannya.

[Shahih Al-Bukhari no. 2451, 2602 Muslim no. 2030]

Hadits 568.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « بَيْنَا أَيُّوْبُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا، فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ، فَجَعَلَ أَيُّوبُ يَحِثي فِي ثَوبِهِ، فَنَادَاهُ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا أَيُّوبُ، أَلَمْ أَكُنْ أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى؟، قَالَ: بَلَى وَعِزَّتِكَ، وَلَكِنْ لَا غِنَى بِي عَنْ بَرَكَتِكَ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla, baginda bersabda, “Ketika Nabi Ayyub Alaihissalam mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba jatuhlah belalang emas menimpanya. Maka Nabi Ayyub membiarkannya bergerak di bajunya. Lalu Rabbnya berseru, “Wahai Ayyub, bukankah Kami telah menjadikanmu kecukupan terhadap apa yang kamu lihat?” 

Nabi Ayyub menjawab, “Benar, demi kemulian-Mu, tetapi aku tidak pernah berasa puas daripada limpahan keberkatan-Mu.”

[Shahih Al-Bukhari no. 276, 3391, 7493]

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...