Friday, June 12, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 73. Berakhlak Baik.

Allah ﷻ berfirman:
۞وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۞
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 68: 4)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ۞
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.”
(QS. Âli 'Imrân: 3: 134)

Hadits 619.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 2150]

Hadits 620.
وَعَنْهُ قَالَ: مَا مَسِسْتُ دِيْبَاجًا وَلَا حَرِيْرًا أَلْيَنَ مِنْ كَفِّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَا شَمِمْتُ رَائِحَةً قَطُّ أَطْيَبَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَقَدْ خَدَمْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِيْنَ، فَمَا قَالَ لِي قَطُّ: أُفٍّ، وَلَا قَالَ لِشَيْءٍ فَعَلْتُهُ: لِمَ فَعَلْتَهُ؟ وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ اِفْعَلْهُ: أَلَا فَعَلْتَ كَذَا؟ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada (Anas radhiyallahu anhu), dia berkata: “Belum pernah aku menyentuh sutra yang tebal atau nipis yang lebih halus dari kedua tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan aku belum pernah mencium wewangian yang lebih harum dari wangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh aku pernah menjadi pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, namun belum pernah sekalipun baginda mengatakan, 'uf (kata-kata kotor) kepadaku, tidak pernah mengatakan terhadap apa yang aku kerjakan, “Mengapa kamu melakukan ini?” dan tidak pula mengatakan terhadap sesuatu yang tidak aku kerjakan, “Kenapa kamu tidak kerjakan itu?”

[Shahih Al-Bukhari no. 3561 dan Muslim no. 2230]

Hadits 621.
وَعَنِ الصَّعْبِ بْنِ جَثَّامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَهْدَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِمَارًا وَحْشِيًّا، فَرَدُّهُ عَلَيَّ، فَلَمَّا رَأَى مَا فِي وَجْهِي قَالَ: « إِنَّا لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكَ إِلاَّ لأَنَّا حُرُمٌ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Ash-Sha'ab bin Jatsamah radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku pernah memberi hadiah keledai liar kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun baginda menolaknya. Tatkala baginda melihat apa yang terjadi pada wajahku, baginda bersabda: “Kami tidak menolak pemberianmu melainkan kerana kami sedang ihram.”

[Shahih Al-Bukhari no. 1825 dan Muslim no. 1193]

Hadits 622.
وَعَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ اْلبِرِّ وَاْلإِثْمِ فَقَالَ: « اْلبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَاْلإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلعَ عَلَيْهِ النَّاسُ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada An-Nawas bin Sim'an radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan dosa, kemudian baginda menjawab:

“Al-Birr (bakti) adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala sesuatu yang meragukan hati dan kamu benci jika hal itu diketahui orang lain.”

[Shahih Muslim no. 2535]

Hadits 623.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: لَمْ يَكُنْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا. وَكَانَ يَقُوْلُ: « إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abdullah bin Amr bin Al-'Ash radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berbuat kejahatan. Baginda pun pernah bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 3559, 6035 dan Muslim no. 2321]

Hadits 624.
وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَومَ اْلقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ. وَإِنَّ اللهَ يُبْغِضُ اْلفَاحِشَ اْلبَذِيِّ » رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. (اْلبَذِ يُّ): هُوَ الَّذِي يَتَكَلَّمُ بِالْفُحْشِ. وَرَدِيْءِ الْكَلَامِ.
Daripada Abu Ad-Darda' radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Dan Allah membenci orang yang keji, baik perkataan mahupun perbuatan.”

[HR. At-Tirmidzi no. 5721 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 876 dan Shahih At-Tirmidzi no. 1628]

Hadits 625.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: « تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُق، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ: « الْفَمُ وَالْفَرْجُ » . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke surga.”

Baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.”

Dan ketika ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke neraka.

Baginda menjawab: “Mulut dan kemaluan.”

[HR. At-Tirmidzi no. 2004 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah no. 977 dan Shahih Ibnu Majah no. 3424]

Hadits 626.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَكْمَلُ الْمُؤمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهمْ » . رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang terbaik dari kalian adalah yang baik kepada istrinya.”

[HR. At-Tirmidzi no. 1162 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami Ash-Shaghir no. 1232]

Hadits 627.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: « إِنَّ الُمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ القَائِمِ » رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ. 
Daripada Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang mukmin dengan budi pekerti yang baik dapat mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan shalat malam (qiyamullail).”

[HR. Abu Dawud no. 4798 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dāwud no. 4013]

Hadits 628.
وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ اْلبَاهِليِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ. وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ، وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ » حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ، رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُد بإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Daripada Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku menjamin untuk memberikan suatu rumah di kebun surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar, dan suatu rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta walaupun sedang bercanda (gurauan) dan menjamin satu rumah di bagian tertinggi dari surga bagi orang yang baik akhlaknya.”

[HR. Abu Dawud no. 4800 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 4015 dan Silsilah Ash-Shahihah no. 273]

Hadits 629.
وَعَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِليَّ، وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، أَحَاسِنَكُمْ أَخلَاقًا. وَإِنَّ أَبَغَضَكُمْ إِليَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الثَّرْثَارُوْنَ وَالْمُتَشَدِّقُوْنَ وَالْمُتَفَيْهِقُوْنَ » قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَرْثَارُوْنَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ، فَمَا الْمُتَفيْهِقُوْنَ؟ قَالَ: « الْمُتَكَبِّروُنَ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
Daripada Jabir radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku tempat duduknya pada hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan di antara kalian yang paling aku benci dan paling aku jauh posisi duduknya dariku pada hari Kiamat adalah orang yang banyak bicara, sombong dengan perkataannya dan memenuhi mulutnya dengan kata-kata sombong.”

Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui makna ats-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun, lalu apa yang dimaksud makna al-mutafaihiqun?

Baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Orang-orang yang sombong.”

[HR. At-Tirmidzi no. 2018 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 791]

Makna hadits:

- Tsartsar adalah orang yang banyak bicara hanya untuk gaya.

- Mutasyaddiqun adalah orang yang mencibir orang lain dengan ucapan dan kata-katanya agar terlihat fasih dan orang ini mengagumi ucapannya sendiri.

- Mutafaihiqun adalah orang yang banyak bicara dan mengada-ada agar terlihat beda, kerana merasa sombong, tinggi hati dan menunjukkan kelebihannya atas orang lain.

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarak berkenaan dengan tafsir dari kata husnul khulq yakni wajah yang berseri-seri, suka memberi kebaikan, dan menahan diri dari tindakan yang dapat menyakitkan orang lain.

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...