عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَتَمَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ إِمَا مُحسِنًا، فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإِمَّا مُسِيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَهَذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيِّ.
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلمٍ عٕنٍ أَبِي هُريْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَتَمَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيْدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلاَّ خَيْرًا » .
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلمٍ عٕنٍ أَبِي هُريْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَتَمَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيْدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلاَّ خَيْرًا » .
“Tidak ada seorang pun dari kalian yang boleh meminta untuk mati. Seandainya dia orang baik bisa jadi kebaikannya akan bertambah dan seandainya dia jahat bisa jadi dia bertaubat.”
[Shahih Al-Bukhari no. 5673, 7235]
Dalam riwayat Muslim: Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada seorang pun dari kalian yang boleh meminta untuk mati dan jangan berdoa agar mati sebelum kematian itu datang. Kerana seseorang jika sudah mati, terputuslah semua amalnya. Dan bagi seorang mukmin, umur tidaklah akan memberi tambahan untuknya melainkan kebaikan.”
[Shahih Muslim no. 2682]
Hadits 584.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ فَإِنْ كانْ لَابُدَّ فَاعِلاَ، فَلْيَقُل: اللَّهُمَّ أَحْيِنيِ مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْراً لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ اْلوَفَاةُ خَيْرًا لِي » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
“Jangan sekali-kali ada seorang dari kalian mengharapkan kematian lantaran musibah menimpanya, tetapi kalau ia terpaksa harus melakukannya, maka hendaknya dia membaca,
“Allahumma ahyini maa kaanati al-hayaatu khairan lii, wa tawaffani idza kaanati al-wafaatu khairan lii.”
Artinya, “Ya Allah, lanjutkan hidupku, jika hidup itu lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian itu lebih baik bagiku.”
[Shahih Al-Bukhari no. 5671 dan Muslim no. 2680]
Hadits 585.
وَعَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى خَبَابِ بْنِ اْلأَرَتِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ نَعُوْدُهُ وَقَدِ اكْتَوَى سَبْعَ كَيَّاتٍ فَقَالَ: إِنَّ أَصْحَابَنَا الَّذِيْنَ سَلَفُوْا مَضَوْا، وَلَمْ تَنْقُصْهُمُ الدُّنْيَا، وَإِنَّا أَصَبْنَا مَا لَا نَجِدُ لَهُ مَوْضِعًا إِلاَّ التُّرَابَ وَلَوْلاَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا أَنْ نَدْعُوَ بِالْمَوْتِ لَدَعَوْتُ بِهِ ثُمَّ أَتَيْنَاهُ مَرَّةً أُخْرَى وَهُوَ يَبْنِي حَائِطًا لَهُ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُسْلِمَ لَيُؤْجَرُ فِي كُلِّ شَيْءٍ يُنْفِقُهُ إِلاَّ فِي شَيءٍ يَجْعَلُهُ فِي هَذَا التُّرَابِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَهَذَا لَفْظُ رِوَايَةِ اْلبُخَارِيَّ.
Kemudian dia berkata, “Sesungguhnya sahabat-sahabat kita telah pergi dan mereka tidak tergoda oleh dunia, sedang kita kini telah tertimpa musibah yang tidak kita dapati baginya tempat kecuali tanah. Seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melarang kita untuk meminta mati, pasti aku telah berdoa untuk memintanya.”
Kemudian pada lain waktu kami kembali menjenguknya dan dia sedang membangun pagar lalu dia berkata, “Seorang muslim mendapat pahala dari apa saja yang dibelanjakannya, kecuali untuk membangun sesuatu di atas tanah ini.”
[Shahih Al-Bukhari no. 5672 dan Muslim no. 2681]