Saturday, June 8, 2019

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 55. Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Mempersedikit Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran.

Allah ﷻ berfirman:
۞إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ۞
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus: 10: 24)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا۞الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً۞
Dan kemukakanlah kepada mereka misal perbandingan: kehidupan dunia ini samalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu bercampur aduklah tanaman di bumi antara satu sama lain (dan kembang suburlah ia) disebabkan air itu; kemudian menjadilah ia kering hancur ditiup angin; dan (ingatlah) adalah Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Harta benda dan anak pinak itu, ialah perhiasan hidup di dunia; dan amal-amal soleh yang kekal faedahnya itu lebih baik pada sisi Tuhanmu sebagai pahala balasan, dan lebih baik sebagai asas yang memberikan harapan.” (QS. Al-Kahf: 18: 45-46)

Allah ﷻ berfirman:
۞اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ۞
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid: 55: 20)

Allah ﷻ berfirman:
۞زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ۞
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al Imran: 3: 14)

Allah ﷻ berfirman:
۞يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ۞
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Fatir: 35: 5)

Allah ﷻ berfirman:
۞أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ۞حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ۞كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ۞ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ۞كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ۞
Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapatkan dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak, pangkat dan pengaruh), - Sehingga kamu masuk kubur. Jangan sekali-kali (bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk semasa mati). Sekali lagi (diingatkan): Jangan sekali-kali (kamu bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk pada hari Kiamat). Demi sesungguhnya! Kalaulah kamu mengetahui -(apa yang kamu akan hadapi)- dengan pengetahuan yang yakin, (tentulah kamu akan mengerjakan perkara-perkara yang menjadi bekalan kamu untuk hari akhirat).” (QS. At-Takasur: 102: 1-5)

Allah ﷻ berfirman:
۞وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ۞
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 29: 64)

Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali dan sudah masyhur.

Hadits no. 455.
عَنْ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ الْأَنْصَاريِّ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ أَبَا عُبَيدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأْتِي بِجِزْيَتِهَا فَقَدِمَ بِمَالٍ مِنَ الْبَحْرَينِ، فَسَمِعَتِ الْأَنْصَارُ بِقُدُومِ أَبِي عُبَيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلاَةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصَرَفَ، فَتَعَرَّضُوا لَهُ، فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ رَآهُمْ، ثُمَّ قَالَ: « أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بِشَيْءٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ » فَقَالُوا: أَجَلْ يَا رَسُولَ اللهِ، فَقَالَ: « أَبْشِرُوا وأَمِّلُوا ما يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ. وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا فَتَهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Amr bin Auf Al-Anshari radhiyallahu anhu dia berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Ubaidah Al-Jarrah radhiyallahu anhu ke Bahrain, untuk mengambil jizyah (cukai). Selepas kembali dari Bahrain, Abu Ubaidah membawa harta yang cukup banyak. Ketika kaum Ansar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, lalu mereka shalat subuh bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seusai shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berganjak pergi,, namun mereka menghalang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian tersenyum saat melihat mereka, setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku kira kamu semua telah mendengar bahwa Abu Ubaidah datang membawa sesuatu.”

Mereka menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bergembiralah dan berharaplah terhadap sesuatu yang dapat memudahkan kamu semua. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kamu semua, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kamu semua seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kamu semua, lalu kamu semua semua berlumba-lumba meraihnya sebagaimana mereka berlumba-lumba, lalu dunia itu membinasakan kamu semua seperti halnya mereka binasa.”

[Shahih Al-Bukhari no. 3158, 4015. Muslim no. 2916]

Hadits no. 456.
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَجَلسْنَا حَوْلَهُ. فَقَالَ: « إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِن زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِيَنَتِهَا » مُتَّفَقٌ عَلَيْهُ.
Daripada Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitarnya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya di antara yang aku takut  terhadap kalian selepas sepeninggalanku, adalah terbukanya kemewahan dan keindahan dunia.

[Shahih Al-Bukhari no. 1465. Muslim no. 1052]

Hadits no. 457.
عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُم فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْملُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءِ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya dunia ini indah dan mempesonakan, dan Allah menyerahkannya kepada kamu semua. Kemudian Allah akan melihat bagaimana kamu semua lakukan di atas dunia ini. Maka berhati-hatilah dalam urusan dunia dan berhati-hatilah juga terhadap wanita.

[Shahih Muslim no. 2742]

Hadits no. 458.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « اَللَّهُمَّ لَا عَيْشَ إِلاَّ عَيْشُ الْآخِرَةِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ya Allah, sebenarnya tidak ada kehidupan yang sebenar kecuali kehidupan akhirat.

[Shahih Al-Bukhari no. 2961, 3796, 6413. Muslim no. 1805]

Hadits no. 459.
وَعَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ: فَيَرْجِعُ اثْنَانِ. وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada tiga perkara yang ikut pergi bersama jenazah, yaitu keluarga, harta dan amalannya. Dua di antaranya akan kembali, hanya satu yang tetap menyertainya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tetap adalah amalannya.

[Shahih Al-Bukhari no  6514 dan Muslim no. 2960]

Hadits no. 460.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « يُؤْتِيَ بَأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا وَاللَّه يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةُ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللَّه، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ، وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Anas radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Pada hari Kiamat nanti didatangkan seorang calon penghuni neraka yang paling senang hidupnya ketika di dunia. Kemudian dia dimasukkan sebentar ke dalam neraka, dan ditanya, Wahai anak Adam, apakah kamu merasakan kesenangan, dan apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?

Dia menjawab, Demi Allah tidak ada, wahai Tuhanku.

Lalu didatangkan pula seorang penghuni surga yang paling menderita hidupnya di dunia, kemudian dia di masukkan sebentar ke dalam surga dan ditanya,  Wahai anak Adam, adakah kamu merasakan adanya kesedihan, dan apakah kamu pernah merasakan penderitaan?

Dia menjawab, Demi Allah, aku tidak merasakan adanya penderitaan sedikit pun, juga tidak ada merasakan kesedihan.

[Shahih Muslim no. 2807]

Hadits no. 461.
وَعَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بنِ شدَّادٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Al-Mustaurid Syaddad radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Perbandingan antara dunia dan akhirat, hanyalah seperti seseorang di antara kamu semua yang memasukkan jari-jarinya ke dalam lautan, maka perhatikanlah apa yang dapat dia perolehi?

[Shahih Muslim no. 2858]

Hadits no. 462.
وَعَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَيْهِ، فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ، فَتَنَاوَلَهُ، فَأَخَذَ بَأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: « أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ » فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ، وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ ثُمَّ قَالَ: « أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا، إِنَّهُ أَسَكُّ. فكَيْفَ وَهُوَ مَيَّتٌ، فَقَالَ: « فَوَاللَّهِ لِلدُّنْيَا أَهْونُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Jabir radhiyallahu anhu dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan-jalan di pasar dan ditemani para sahabat, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati bangkai seekor anak kambing yang telinganya kecil dan baginda mengangkat telinganya, seraya berkata,

“Siapakah di antara kamu semua yang mahu membeli bangkai ini dengan harga satu dirham?

Mereka menjawab, Kami semua tidak ada yang mahu, untuk apa bangkai itu?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, Apakah kalian suka andaikan bangkai ini diberikan kepada kalian?

Mereka menjawab, Demi Allah, andaikan binatang itu masih hidup, itu pun cacat apalagi ia sudah menjadi bangkai.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, Demi Allah, dunia itu lebih hina dalam pandangan Allah, melebihi hinanya bangkai ini menurut pandangan kalian.

[Shahih Muslim no. 2957. Ahmad no. 3/365. Dan Baihaqi no. 645]

Hadits no. 463.
وَعَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَرَّةٍ الْمَدِينَةِ، فَاسْتَقْبَلَنَا أَحُدٌ فَقَالَ: « يَا أَبَا ذَرٍّ » . قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ. فَقَالَ: « مَا يَسُرُّنِي أَنَّ عِنْدِي مِثْلَ أَحُدٍ هَذَا ذَهَبًا تَمْضِي عَلَيَّ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَعِنْدِي مِنْهُ دِينَارٌ، إِلاَّ شَيْءٌ أَرْصُدُهُ لِدَيْنٍ، إِلاَّ أَنْ أَقُولَ بِهِ فِي عِبَادِ اللهِ هَكَذَا وَهَكَذَا » عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَمِنْ خَلْفِهِ، ثُمَّ سَارَ فَقَالَ: « إِنَّ الْأَكْثَرِينَ هُمُ الْأَقَلُّونَ يَومَ الْقِيَامَةِ إِلاَّ مَنْ قَالَ بِالْمَالِ هَكَذَا وَهَكَذَا » عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَمِنْ خَلْفِهِ « وَقَلِيلٌ مَا هُمْ » . ثُمَّ قَالَ لِي: « مَكَانَكَ لَا تَبْرَحْ حَتَّى آتِيَكَ » . ثُمَّ انْطَلَقَ فِي سَوَادِ اللَّيْلِ حَتَّى تَوَارَى، فَسَمِعْتُ صَوْتًا قَدِ ارْتَفَعَ، فَتَخَوَّفْتُ أَنْ يَكُونَ أَحَدٌ عَرَضَ للنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرَدْتُ أَنْ آتِيَهُ فَذَكَرْتُ قَوْلَهُ: « لَا تَبْرَحْ حَتَّى آتيَكَ » فَلَمْ أَبْرَحْ حَتَّى أَتَانِي، فَقُلْتُ: لَقَدْ سَمِعْتُ صَوتًا تَخَوَّفْتُ مِنْهُ، فَذَكَرْتُ لَهُ. فَقَالَ: « وَهَلْ سَمِعْتَهُ؟ » قَلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: « ذَاكَ جِبْرِيلُ أَتَانِي فَقَالَ: مَن مَاتَ مِنْ أُمتِكَ لَا يُشرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، قَلْتُ: وَإِنْ زَنَي وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وهَذَا لَفْظُ الْبُخَارِيِّ.
Daripada Abu Zarr radhiyallahu anhu dia berkata,  Aku berjalan bersama-sama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati suatu perkampungan di Madinah, lalu kami menghadap ke arah gunung Uhud, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, Wahai Abu Zarr.

Aku menjawab, Ya Rasulullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku tidak suka seandainya aku mempunyai emas sebesar bukit Uhud ini, yang aku miliki sampai tiga hari dan masih tersisa di tempatku satu dinar, kecuali sesuatu yang aku persiapkan untuk membayar hutang. Aku lebih senang jika mempunyai emas sebesar bukit Uhud, lalu aku bahagi-bahagikan kepada sesama hamba Allah, begini, begini dan begini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menunjukkan (dengan genggaman tangannya) ke kanan, kiri dan belakangnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan dan bersabda, 

“Sesungguhnya orang yang hartanya banyak adalah orang paling sedikit pahalanya di Hari Kiamat kecuali orang yang berkata seperti ini, seperti ini dan seperti ini!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil mempraktikkan ke kiri dan ke kanan dan belakangnya, tetapi sangat sedikit orang yang demikian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepadaku, “Tetaplah kamu disini dan jangan pergi ke mana-mana sampai aku datang kembali!”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun meninggalkanku dalam gelapnya malam sehingga tidak nampak lagi. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, sehingga aku khuatir jika ada seseorang yang menggangu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka aku berniat untuk mencari suara itu, tetapi aku teringat pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu pergi sehingga aku kembali! Oleh kerana itu aku tidak jadi pergi sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, dan aku berkata, Wahai Rasulullah, tadi aku dengar suara yang membuatkan aku khuatir terhadap dirimu." Kemudian aku ceritakan kerisauan itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, Apakah kamu mendengar suara itu?

Aku menjawab, Ya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Itulah adalah suara Jibril, dia datang kepadaku dan berkata, Barangsiapa daripada umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun maka dia masuk surga.

Aku bertanya, Walaupun dia melakukan zina dan mencuri?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Walaupun dia berbuat zina dan mencuri.

[Shahih Al-Bukhari no. 6268, 6443, 6444 dan Muslim no. 991]

Hadits no. 464.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ أُحُدٍ ذَهَبًا، لَسَرَّنِي أَنْ لَا تَمُرَّ عَلَيَّ ثَلاَثُ لَيَالٍ وَعِنْدِي مِنْهُ شَيءٌ إلاَّ شَيْءٌ أُرْصُدُهُ لِدَيْنٍ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

Seandainya aku mempunyai emas sebesar bukit Uhud, aku pasti lebih senang kalau emas itu tidak menginap di tempatku sehingga tiga malam dan masih tersisa di tempatku, kecuali sesuatu yang aku persiapkan untuk membayar hutang.

[Shahih Al-Bukhari no. 2389, 6445. dan Muslim no. 991]

Hadits no. 465.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا إلَى مَنْ هَوَ أَسْفَلُ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ فَوقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَلاَ تَزْدَرُوا نِعٍمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu dan jangan kamu memandang orang yang berada di atasmu, kerana yang demikian itu lebih baik, agar kamu semua tidak menganggap remeh nikmat Allah Ta'ala yang telah dikurniakan kepadamu.”

[Shahih Al-Bukhari no. 6490. Muslim no. 2963]

Dalam riwayat Bukhari disebutkan, “Jika salah seorang di antara kamu semua melihat orang yang dilebihkan harta dan fizikalnya, maka hendaknya dia melihat orang yang ada di bawahnya.”

Hadits no. 466.
وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ » رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Celakalah hamba dinar, dirham, beludru (sutera) dan hamba busana. Apabila dia diberi, dia berasa senang dan apabila tidak diberi dia berasa tidak senang.

[Shahih Al-Bukhari no. 2886, 2887, 6435]

Hadits no. 467.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ الصُّفَّةِ، مَا مِنْهُمْ رَجُلٌ عَلَيْهِ رِدَاءٌ، إِمَّا إِزَارٌ، وَإِمَّا كِسَاءٌ، قَدْ رَبَطُوا فِي أَعْنَاقِهِمْ، فَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ نِصْفَ السَّاقَيْن وَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ الْكَعْبَيْنِ. فَيَجْمَعُهُ بِيَدِهِ كَرَاهِيَةَ أَنْ تُرَى عَوْرَتُهُ » رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Sungguh aku pernah melihat sekitar 70 daripada Ashabus Suffah. Tidak ada seorang pun daripada mereka yang mengenakan rida (pakaian atas badan) mereka hanya mengenakan sarung mahupun pakaian lain yang diikatkan pada leher mereka. Di antara mereka ada yang kainnya sampai ke tengah betis dan ada yang sampai ke buku lali, sehingga dia menarik-narik dengan tangannya, kerana khuatir jika auratnya terbuka.

[Shahih Al-Bukhari no. 442]

Hadits no. 468.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « اَلدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dunia ini seperti penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.

[Shahih Muslim no 2956]

Hadits no. 469.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبَيَّ، فَقَالَ: « كُنْ فِي الدُّنْيَا كأَنَّكَ غَرِيبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ » وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ، فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Ibnu Umar radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua bahuku, seraya bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.

Ibnu Umar juga berkata, Apabila kamu berada pada petang hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan apabila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu petang. Gunakanlah waktu sihatmu untuk menghadapi waktu sakitmu dan gunalah waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.

[Sahih Bukhari no 6416]

Hadits no.  470.
وَعَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ، فَقَالَ: « ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ » حَدِيثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيدَ حَسَنَةٍ.
Daripada Abu Abbas Shal bin Sa'ad As-Sa'idi radhiyallahu anhu dia berkata, bahwa ada seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sesuatu amalan yang apabila aku kerjakan, niscaya aku akan dicintai Allah Ta'ala dan dicintai manusia?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kamu tamak terhadap dunia, niscaya Allah Ta'ala akan mencintaimu dan janganlah kamu tamak terhadap hak orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu.

[HR. Ibnu Majah no. 4102, dinilai Hassan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah no. 944 dan Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr no. 922]

Hadits no. 471.
وَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: ذَكَرَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا أَصَابَ النَّاسُ مِنَ الدُّنْيَا، فَقَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَظَلُّ الْيَوْمَ يَلْتَوِي مَا يَجِدُ مِنَ الدَّقَلِ مَا يَمْلَأُ بِهِ بَطْنَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu anhu dia berkata, “bahwa ketika Umar bin Khattab melihat bahwa orang-orang sangat mementingkan urusan dunia, ia berkata, Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kadang-kadang sehari penuh tidak mendapatkan makanan walaupun hanya kurma yang paling rendah kualiti untuk mengisi perutnya.

[Shahih Muslim no. 2978]

Hadits no. 472.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيِ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: تُوفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا فِي بَيْتِي مِنْ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ ذُو كَبِدٍ إِلاَّ شَطْرُ شَعِيرٍ فِي رَفٍّ لِي، فَأَكَلْتُ مِنْهُ حَتَّى طَالَ علَيَّ، فَكِلْتُهُ فَفَنِيَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Pada waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, di rumahku tidak ada sesuatu untuk dimakan, kecuali sedikit tepung gandum yang terletak di atas rak milikku, lalu dimakannya sehingga berlansung lama padaku. Kemudian apabila aku menyukatnya dan ternyata tepung sudah habis.

[Shahih Al-Bukhari no. 3096, 6451. Muslim no. 2973]

Hadits no. 473.
وَعَنْ عَمْرِ بْنِ الْحَارِثِ أَخِي جُوَيْرِيَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمُا قَالَ: مَا تَرَكَ رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ مَوْتِهِ دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَلَا عَبْدًا، وَلَا أَمَةً، وَلَا شَيْئًا إِلاَّ بَغْلْتَهُ الْبَيْضَاءَ الَّتِي كَانَ يَرْكَبُهَا، وَسِلاَحَهُ، وَأَرْضًا جَعَلَهَا لِابْنِ السَّبِيِلِ صَدَقَةً » رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Daripada Amr bin Al-Haris, saudara Juwairiyah binti Al-Haris (Ummul Mukminin) radhiyallahu anhu dia berkata bahwa, Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan dirham, dinar, hamba kanak-kanak lelaki mahupun perempuan dan tidak pula meninggalkan apa pun, kecuali keldai putih yang biasa baginda gunakan sebagai kenderaan, serta pedang dan sebidang tanah yang disedekahkan untuk ibnu sabill.

[Shahih Al-Bukhari no. 2739, 2873, 4461]

Hadits no. 474.
وَعَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: هَاجَرْنَا مَعَ رَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَلْتَمِسُ وَجْهَ اللَّهِ تَعَالَى فَوَقَعَ أَجْرُنَا عَلَى اللَّهِ، فَمِنَّا مَنْ مَاتَ وَلَمْ يأْكُلْ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئًا. مِنْهُم مُصْعَبُ بْنُ عَمَيْرٍ، رَضِيَ الله عَنْهُ قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ وَتَرَكَ نَمِرَةً، فَكُنَّا إِذَا غَطَّيْنا بهَا رَأْسَهُ، بَدَتْ رِجْلاَهُ، وَإِذَا غَطَّيْنَا بِهَا رِجْلَيْهِ، بَدَا رَأْسُهُ، فَأَمَرَنَا رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُغَطِّيَ رَأْسَهُ، وَنَجْعَلَ عَلَى رِجْلَيهِ شَيْئًا مِنَ الْإِذْخِرِ، وَمِنَّا مَنْ أَيْنَعَتْ لَهُ ثَمَرَتُهُ فَهُوَ يَهْدُبُهَا، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Khabbab bin Al-Aratt radhiyallahu anhu dia berkata, Kami hijrah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tujuan hanya mengharapkan ridha Allah, maka terserah kepada Allah akan pahala kami. Namun ramai di antara kami yang meninggal dunia sebelum menikmati hasil perjuangannya sedikit pun, di antaranya Mush'ab bin Umair radhiyallahu anhu yang terbunuh ketika perang Uhud. Dia hanya meninggalkan sebuah kain kapas yang sangat kasar. Apabila kami menutup kepalanya dengan kain itu, maka terbukalah kedua kakinya, dan apabila kami menutup kedua kakinya, maka terbukalah kepalanya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami untuk menutup kepalanya dan kedua kakinya dengan rumput. Dan diantara kami ada yang sempat memetik hasil perjuangannya dan dia menikmatinya.

[Shahih Al-Bukhari no. 1279 dan Muslim no. 940]

Hadits no. 475.
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Daripada Sahl bin Sa'ad As Sa'idi radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Seandainya dunia itu sepadan dengan sayap nyamuk di sisi Allah, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir meskipun hanya seteguk air dari dunia.

[HR. At-Tirmidzi no. 2320, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 687, 943]

Hadits no. 476.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: « أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا ، إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ تَعَالَى، وَمَا وَالاَهُ وَعَالِمًا وَمُتَعَلِّمًا » . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ingatlah, sesungguhnya dunia ini dilaknat dan apa pun yang ada di dalamnya juga dilaknat, kecuali perbuatan berzikir kepada Allah Ta'ala dan yang seumpamanya, serta orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu.

[HR. At-Tirmidzi no. 2322 dinilai Hassan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1891]

Hadits no. 477.
وَعَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُودٍ ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « لَا تَتَّخِذُوا الضَّيْعَةَ فَتَرْغَبُوا فِي الدُّنْيا » . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ.
Daripada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Janganlah kamu semua melonggokkan harta, kerana akan mengakibatkan kamu semua sangat mencintai dunia.

[HR. At-Tirmidzi no. 2328 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 12]

Hadits no. 478.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: مَرَّ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نُعَالِجُ خُصًّا لَنَا فَقَالَ: « مَا هَذَا ؟ » فَقُلْنَا: قَدْ وَهِيَ، فَنَحْنُ نُصْلِحُهُ، فَقَالَ: « مَا أَرَى الأَمْرَ إِلاَّ أَعْجَلَ مِنْ ذَلِكَ » . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، والتِّرْمِذِيُّ بِإِسْنَادِ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Daripada Abdullah bin Amr bin Al-'Ash radhiyallahu anhu dia berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dan melewati kami, ketika kami sedang membaiki rumah, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, Apakah yang sedang kamu lakukan?

Kami menjawab, Kami sedang memperbaiki rumah yang hampir roboh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Aku tidak melihat kecuali kematian itu datangnya lebih cepat dari (rosaknya) rumah itu.

[HR. Abu Dawud no. 5236, 5235 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud no. 4362]

Hadits no. 479.
وَعَنْ كَعْبِ بْنِ عِيَاضٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً فِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Daripada Ka'ab bin 'lyadh radhiyallahu anhu dia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya setiap umat itu mempunyai cubaan dan cubaan umatku adalah harta kekayaan.

[HR. At-Tirmidzi no. 2336 dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 592]

Hadits no. 480.
وَعَنْ أبِي عَمْرٍو، وَيُقَالُ: أَبُو عَبْدِ اللهِ، وَيُقَالُ: أَبو لَيْلَى عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَيْسَ لاِبْنِ آدَمَ حَقٌّ فِي سِوَى هَذِهِ الْخِصَالِ: بَيْتٌ يَسْكُنُهُ، وَثَوْبٌ يُوَارِي عَوْرَتَهُ وَجِلْفُ الْخُبْزِ وَالْمَاءِ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيثٌ صَحِيحٌ. 
Daripada Abu 'Amr, dikatakan juga Abu Abdullah dan Abu Laila Usman bin Affan radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Anak Adam tidak memiliki hak selain dalam hal-hal berikut, yaitu rumah yang dia tinggalkan, pakaian yang menutupi auratnya, roti yang keras dan air.

[HR. At-Tirmidzi no. 2341 dinilai Dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam Ad-Da'ifah no. 1063]

Al-Imam At-Tirmidzi berkata, Aku mendengar Abu Dawud Sulaiman bin Salim Al-Balkhi berkata, “Aku mendengar An-Nadhr bin Syumail mengatakan bahwa 'jilf' artinya roti yang tidak disertai lauk-pauk. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahawa maknanya yaitu roti yang keras. Adapun Al-Harawi mengatakan, Yang dimaksudkan di sini adalah tempat simpan roti, seperti guni tempat roti dan loyang roti. Wallahu a'lam.

Hadits no. 481.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرِ « بِكَسْرِ الشِّينِ وَالخَاءِ الْمُشَدَدَّةِ الْمُعْجَمَتَيْنِ » رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ: { أَلهَـٰكُمُ التَّكَاثُرُ } قَالَ: « يَقُولُ ابْنُ آدَم: مَالِي، مَالِي، وَهَل لَكَ يَابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلتَ فَأَفْنَيْتَ، أوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Abdullah bin Asy-Syikhkhir (dengan dikasrahkan syin dan khâ yang ditasydid) radhiyallahu anhu, dia berkata, Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang membaca surah, Alhâkumut takâśur. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Anak Adam itu berkata, Ini adalah harta bendaku, ini adalah harta bendaku. Wahai anak Adam, tidak ada harta kekayaan yang kamu miliki, kecuali apa yang kamu makan kemudian habis, atau apa yang kamu pakai kemudian rosak, atau apa yang kamu sedekahkan kemudian menjadi simpanan bagimu.

[Shahih Muslim no. 2958]

Hadits no. 482.
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بٍنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ: « اُنْظُرْ مَاذَا تَقُولُ؟ » قَالَ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، فَقَالَ: « إِنْ كُنْتَ تُحِبُّنِي فَأَعِدَّ لَلفَقْرِ تِجْفَافًا، فَإِنَّ الْفَقْرَ أَسْرَعُ إلَى مَنٍ يُحِبُّنِي مِنَ السَّيْلِ إلَى مُنْتَهَاهُ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ.
Daripada Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu anhu dia berkata, bahwa seseorang berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Wahai Rasulullah, demi Allah aku mencintai engkau.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Fikirkan betul-betul apa yang kamu katakan itu.

Dia berkata, Demi Allah, sungguh aku mencintai engkau.

Dia mengulanginya tiga kali. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Apabila kamu mencintaiku, maka siapkanlah perisai untuk menghadapi kemiskinan. Sesungguhnya kemiskinan itu cepat datang, bagi orang yang mencintaiku melebihi cepatnya banjir yang mengalir ke muara.

[HR. At-Tirmidzi no. 2350, dinilai Hassan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 1586]

Hadits no. 483.
وَعَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَاذِئْبَانِ جَائعَانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بُأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشـَّرفِ لِدِينِهِ » رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Daripada Ka'ab bin Malik radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidaklah dua ekor serigala yang lapar yang dikirimkan ke tempat kambing itu lebih berbahaya padanya daripada tamaknya seorang itu pada harta dan kemegahan dalam membahayakan agamanya.

[HR. At-Tirmidzi no. 2376, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Sahîhul Jâmi no. 5620]

Hadits no. 484.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: نَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصُيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً، فَقَالَ: « مَالِي وَلَلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا » . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Daripada Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas tikar. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun, tampak bekas tikar itu di pinggangnya. Kemudian kami mengajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kami ambilkan alas tidur untukmu?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Apalah ertinya dunia ini buat diriku, sedangkan di dunia ini aku seperti orang yang bermusafir dan berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.

[HR. At-Tirmidzi no. 2377, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no. 438]

Hadits no. 485.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « يَدْخُلُ الْفُقَرَاءُ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأُغْنِيَاءِ بِخَمْسِ مِائَةِ عَامٍ » رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ صَحِيحٌ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang-orang miskin akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu, daripada orang-orang kaya.

[HR. At-Tirmidzi no. 2353, 2354, dinilai Hassan oleh Syaikh A-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1918]

Hadits no. 486.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وعِمْرَانَ بْنَ الْحُصَيْنِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « اِطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ » مُتُّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Aku melihat ke taman surga, dan aku melihat penghuninya kebanyakannya orang miskin dan aku melihat neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”

[Shahih Al-Bukhari no. 6449. Muslim no. 2737]

Hadits no. 487.
وَعَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ، فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ. وَأَصَحَابُ الْجِدِّ مَحْبُوسُونَ، غَيْرَ أَنَّ أَصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Aku berdiri di hadapan pintu surga, dan orang-orang yang memasukinya kebanyakannya ialah orang-orang miskin. Sedangkan orang-orang kaya masih ditahan, hanya mereka yang termasuk penghuni neraka, telah diperintahkan untuk masuk neraka.

[Shahih Al-Bukhari no. 5196, 5647. Muslim no. 2736]

Hadits no. 488.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَهَا شَاعِرٌ كَلِمَةُ لَبِيدٍ: أَلاَ كُلُّ شيْءٍ مَا خَلاَ اللهَ بَاطِلُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Setepat-tepatnya kalimat yang diucapkan oleh seorang syair ialah ucapan Labid, yang berbunyi, Ingatlah, semua benda yang selain Allah adalah batil.

[Shahih Al-Bukhari no. 3841, 6147, 6489. Muslim no. 2256]





No comments:

Post a Comment

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...