Saturday, June 1, 2019

Biografi Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin lahir di kota 'Unaizah, salah satu kota Al-Qashim, Pada 27 Ramadhan 1347 Hijriah. Beliau lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terkenal agamis dan istiqamah. Beliau menikah dengan satu orang istri dan dikaruniai delapan orang anak; lima laki-laki dan tiga perempuan.

MASA BELIAU MENCARI ILMU.

Dalam mencari ilmu, Syaikh Utsaimin mengikuti jejak dan teori salafus shalih. Beliau memulainya dengan menghafal Al-Qur'an, saat beliau masih kecil. Beliau membacanya di hadapan kakek dari jalur ibunya, Asy-Syaikh Abdurrahman bin Sulaiman Alu Damigh. Kemudian beliau berguru kepada Syaikh Al-'Allaamah Al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di yang tercatat sebagai guru pertama beliau. Kepada Syaikh Abdurrahman, beliau belajar ilmu tauhid, tafsir, hadits dan fikih. Beliau menimba ilmu dari Syaikh Abdurrahman selama kurang lebih sebelas tahun, dan beliau termasuk salah seorang muridnya yang paling menonjol.

Di saat beliau mengenyam pendidikan formal di Riyadh, beliau sempat mendalami Shahih Al-Bukhari, beberapa risalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan sebagian kitab-kitab fikih kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah. 

Sejak meninggalnya Syaikh Abdurrahman As-Sa'di, Syaikh Ibnu Utsaimin menjadi Imam Masjid Jami' di Unaizah, mengajar di Perpustakaan Nasional Unaizah, di samping mengajar di Ma'had al-ilmi. Setelah itu, beliau aktif mengajar di fakultas syari'ah dan ushuluddin.

Universitas Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah cabang Al-Qashim. Selain mengajar, beliau juga aktif sebagai anggota Haiatub Kibari Al-Ulama Kerajaan Saudi Arabia sampai beliau wafat.

GURU-GURUNYA.

Di antara guru-guru Syaikh Al-Utsaimin adalah, Muhammad Al-Amin bin Al-Mukhtar Al-Jakni Asy-Syinqithi, Syaikh Ali bin Muhammad Ash-Shalihi, dan Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Al Muthawwi'.

MURID-MURIDNYA.

Syaikh Utsaimin begitu perhatian kepada murid-muridnya. Murid-muridnya berdatangan dari berbagai penjuru dunia, karena mereka percaya terhadap keilmuan, kepandaiannya dalam mengajar, serta kasih sayangnya kepada murid-muridnya, seolah-olah mereka seperti anak-anak beliau sendiri.

Sebagai salah satu bentuk perhatiannya, beliau membangun asrama untuk mereka, yang meliputi tempat tinggal, perpustakaan yang dilengkapi dengan kitab-kitab dan manuskrip (perpustakaan nasional). Beliau memantau hasil belajar mereka; bahkan, kadang-kadang beliau menanda tangani laporan bulanan menggantikan posisi wali murid. Beliau banyak memberikan nasihat kepada muridnya untuk senantiasa menaati pemerintah selama untuk ketaatan kepada Allah, juga mencintai dan mendoakan kebaikan untuknya. Beliau menegakkan syari'at Allah, menggalakkan syiar-syiar Islam, serta beramar makhruf nahi mungkar.

BUDI PEKERTINYA.

Beliau adalah contoh hidup seorang alim yang ahli ibadah dan meneladani akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan penerjemahan dari Al-Qur'an. Beliau dikenal sebagai ulama yang mempunyai akhlak mulia, pemaaf, bijaksana, berjiwa tenang dan tenteram.

Kemana pun beliau pergi, beliau selalu dikerumuni oleh orang banyak, dan sering diletihkan oleh banyaknya pertanyaan dan aneka ragam permintaan. Beliau mendengarkan dengan baik kepada setiap orang yang berbicara kepada beliau, sehingga setiap orang mengira bahwa beliau mempunyai perhatian khusus kepada dirinya. Beliau selalu memerangi dan melatih dirinya agar bisa menahan amarah dalam menghadapi khalayak dengan mencontoh suriteladan seluruh umat manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

CORAK KEILMUANNYA.

Syaikh Utsaimin selalu mengacu dan mengikuti dalil. Hal ini dapat terlihat dengan jelas dalam bukunya, Syarh Al-Mumti' 'ala Zadi Al-Mustaqni," meskipun tarjih-tarjih beliau banyak yang selaras dengan pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya. Tapi, terkadang juga berbeda pendapat dengan mereka berdua, sesuai dengan tuntutan dalil. Ungkapan beliau yang cukup berharga dan patut diperhatikan adalah, Carilah dalil sebelum kamu meyakini sesuatu; jangan pernah meyakini sesuatu sebelum mengetahui dalilnya, kerana kamu akan tersesat.”

TEORINYA DALAM MENGAJAR.

Syaikh Utsaimin sangat fokus dalam menghafal matan-matan, oleh karenanya beliau mengintruksikan murid-muridnya untuk menghafal dan mengulangnya dalam setiap pelajaran. Beliau mencurahkan segenap kemampuannya untuk mensyarah dan mentahqiq berbagai permasalahan, dan menjelaskan pendapat ulama yang rajih, dengan mengenyampingkan kepentingan pribadi. Di sela-sela itu, beliau menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan murid-muridnya, barangkali ada penambahan materi, koreksi atau sanggahan. Dalam memberikan penjelasan, beliau cederung mengunakan sistem dialog dan memancing murid-muridnya dengan sejumlah pertanyaan. Beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, setelah berdiskusi dengan mereka dan mendengarkan pendapat mereka

MENERIMA PENGHARGAAN DARI RAJA FAISHAL.

Panitia Penghargaan International dari Al-Malik Faishal memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada yang terhormat Syaikh Muhammad bin Shalih bin Utsaimin pada tahun 1414 Hijriah, atas dedikasi dan sumbangannya ikut memikirkan permasalahan-permasalahan (hukum-hukum). Islam dan kaum muslimin.

SAKIT DAN WAFATNYA.

Syaikh Utsaimin terserang penyakit kanker kolon. Atas permintaan pihak kerajaan Saudi, beliau dibawa check up ke Amerika Serikat dengan pesawat khusus. Menurut keterangan orang-orang terdekat beliau, saat tim dokter menawari beliau pengobatan dengan sinar laser, namun pengobatan ini dapat menyebabkan kerontokkan pada rambut, lalu beliau bertanya, “Apakah jenggotku juga bisa rontok?” Pihak dokter menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin terjadi. Beliau berkata, “Saya tidak mahu berjumpa dengan Rabbku tanpa jenggot.” 

Beliau memutuskan untuk kembali ke Saudi Arabia, dan di rawat di rumah sakit Al-Malik Faishal. Beliau meninggalkan rumah sakit pada tanggal 9 Ramadhan menuju Masjidil Haram Mekkah untuk menyampaikan pelajaran rutinnya melalui pengeras suara. Beliau duduk di ruangan khusus di dalam Masjidil Haram, di samping pintu Al-Umrah. Dari ruangan itu, beliau bisa menjawab setiap pertanyaan dari audiens, hanya saja beliau tidak bisa menerima tamu yang hendak berkunjung kepada beliau. Beberapa waktu Kemudian, beliau dibawa ke rumah sakit kembali kali ini, beliau masuk ke ruang ICU. Kondisinya sempat membaik, tapi setelah itu memburuk kembali, hingga ajal menjemputnya.

Beliau menghembuskan nafas terakhir kalinya pada waktu Maghrib, Rabu 15 Syawal 1421 Hijriah, di rumah sakit Al-Malik Faishal At-Takhassuhi Jeddah. Beliau kembali kepada Allah, setelah menjalani kehidupannya dengan penuh makna selama 74 tahun 18 hari.

No comments:

Post a Comment

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...