Saturday, April 4, 2020

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 69. Sunnah Menyendiri Pada Saat Manusia Dan Zaman Telah Rusak Atau Kerana Khawatir Terganggu Agamanya, Atau Khawatir Terjerumus Dalam Haram Dan Syubhat.

Allah ﷻ berfirman:
۞فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ۞
“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.” 
(QS. Adz-Dzâriyat: 51: 50)

Hadits 595.
وَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: « إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلعَبْدَ التَّقِيَّ الغَنِيَّ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa lagi kaya (hati).”

[Shahih Muslim no. 2965]

Hadits 596.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلُ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: « مُؤْمِنٌ مُجَاهِدٌ بِنَفسِهِ وَمَالِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ » قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: « ثُمَّ رَجُلٌ مُعتَزِلٌ فِي شِعْبٍ مِنَ الشِّعَابِ يَعْبُدُ رَبَّهِ » وَفِي رِوايةٍ « يَتَّقِي اللهَ . وَيَدَعُ النَّاسِ مِنْ شَرّْهِ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, “Seorang bertanya (kepada Nabi), “Siapakah mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah,” “dia bertanya lagi, “kemudian siapa?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kemudian seseorang yang menyendiri di suatu perkampungan dan beribadah kepada Allah.” Dalam riwayat lain, “Bertakwa kepada Allah dan menjauhi manusia dari kejahatannya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2786 Muslim no. 1888]

Hadits 597.
وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « يُوشِكَ أَنْ يَكُوْنَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتَّتبَّعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ. وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِيْنِهِ مِنَ اْلفِتَنِ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hampir terjadi, bahwa sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang dia gembalakan sampai ke atas bukit dan mencari tempat-tempat penampungan air, semata-mata kerana melarikan diri menyelamatkan agamanya dari fitnah (cobaan).”

[Shahih Al-Bukhari no. 19]

Hadits 598.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَا بَعَثَ اللهُ نَبِيًّا إِلاَّ رَعَى الْغَنَمَ » فَقَالَ أَصْحَابُهُ: وَأَنْتَ؟ قَالَ: « نَعَمْ، كُنْت أَرْعَاهَا عَلى قَرَارِيْطَ لأَهْلِ مَكَّةَ » رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan pernah menggembala kambing.”

Para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga demikian?”

Baginda menjawab, “Ya, aku dahulu menggembalakan kambing penduduk Mekah dengan upah beberapa qirath.”

[Shahih Al-Bukhari no. 2262]

Hadits 599.
وَعَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: « مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرْسِهِ فِي سَبِيْلِ اللهُ، يَطِيْرُ عَلَى مَتْنِهِ، كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً، طَارَ عَلَيْهِ يَبْتَغِي الْقَتلَ، أَوِ الْمَوْتَ مظَانَّهُ، أَوْ رَجُلٌ فِي غُنَيْمَةٍ فِي رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هَذِهِ الشَّعَفِ، أَوْ بَطنِ وَادٍ مِنْ هَذِهِ اْلأَوْدِيَةِ، يُقِيْمُ الصَّلَاةَ وَيُؤتِي الزَّكَاةَ، وَيَعْبُدُ رَبَّهُ حَتَّى يَأْتِيَهُ اْليَقِيْنُ لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ فِي خَيْرٍ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Daripada (Abu Hurairah radhiyallahu anhu) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Di antara kehidupan yang terbaik adalah seorang lelaki yang memegang kendali kudanya untuk berjuang di jalan Allah, melompat di atas punggungnya, setiap kali mendengar seruan dia melompat di atasnya (punggung kuda) untuk membunuh musuh atau menemui kematian dirinya, atau seorang yang memelihara kambing di atas gunung atau suatu lembah sambil menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan tetap menyembah Rabbnya hingga datang kematian. Tidak ada seorang pun yang demikian kecuali dia berada dalam kebaikan.”

[Shahih Muslim no. 1889]

No comments:

Post a Comment

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...