Isnin, 8 April 2019

Syarah Riyadhus Shalihin (Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin) Bab 47. Tanda-Tanda Kecintaan Allah ﷻ Kepada Seorang Hamba Dan Anjuran Untuk Berakhlak Dengannya Serta Berusaha Untuk Meraihnya.

Allah ﷻ berfirman:
۞قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ۞
Katakanlah (Wahai Muhammad), Jika benar kamu mencintai Allah, maka ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran: 3: 31)

Allah ﷻ juga berfirman:
۞يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ۞
Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu berpaling tadah daripada agamanya (jadi murtad), maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, mereka pula bersikap lemah-lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya: Kerana Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Meliputi pengetahuan-Nya. (QS. Al Ma’idah: 5: 54)

Hadits no. 385.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِن اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِا لْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحِبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالْ عَبْدِي يَتَقَربُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي أَعْطَيْتُهُ، وَلَـِٔنِ اسْعَذَنِى لَأَعِيذَنَّهُ » رَوَاهُ الْبُخَارِي.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi Kekasih-ku, maka aku isytiharkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengarannya yang ia pergunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia pergunakan untuk melihat, tangannya yang ia pergunakan untuk memegang dan kakinya yang pergunakan untuk melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya dan jika ia berlindung kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.

[Shahih Al-Bukhari no. 6502]

Hadits no. 386.
وَعَنْهُ عَنِ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِذَا أَحَبَّ اللهُ تَعَالَى الْعَبْدَ، نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ فُلاَنًا، فَأَحْبِبْهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، فَيُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَ حِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ » مُتَّفَقُ عَلَيْهِ.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril lalu berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.” Kemudian Jibril mencintai orang itu, lalu memanggil penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.” Maka seluruh penghuni langit pun mencintai orang itu, setelah itu penerimaan orang itu diterima oleh seluruh para penghuni bumi.

[Shahih Al-Bukhari no. 3209, 6040, 7485 dan Muslim no. 2637.]

Dalam riwayat Muslim di sebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya apabila Allah Ta'ala mencintai seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.” Kemudian Jibril pun mencintai orang itu, setelah itu Jibril berkata kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.” Maka seluruh penghuni langit pun mencintai orang itu. Selanjutnya kecintaan itu diteruskan kepada penghuni bumi. Dan apabila Allah membenci seseorang maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia.” Kemudian Jibril membenci orang itu. Setelah itu Jibril berkata kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia.” Maka seluruh penghuni langit pun membencinya. dan selanjutnya diletakkan rasa kebencian itu baginya dalam hati penghuni bumi.”

Hadits no. 387.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، فَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِمْ، فَيَخْتِمُ بــ { قُلْ هُوَ اللهُ اَْحَدُ } فَلَمَّا رَجَعُوا، ذَكَرُوا ذَلِكَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: « سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟ » فَسَأَلُوهُ، فَقَلَ: لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، فَأَنَا أَحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّهُ » مُتَّفَقُ عَلَيْهِ.
Daripada Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seorang lelaki untuk memimpin pasukan ke medan peperangan. Yang mana lelaki itu mengimami para sahabatnya, dalam shalatnya ia selalu membaca surat Al-Ikhlas pada rakaat yang terakhir (kedua). Ketika pulang, mereka menceritakan hal yang demikan itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tanyakan kepadanya, mengapa dia berbuat demikian?” Mereka pun bertanya, dan orang itu menjawab, “Sesungguhnya ayat itu terdapat sifat Allah yang Maha Pemurah, sebab itu aku suka membacanya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beritahu kepadanya, sesungguhnya Allah mencintainya.”

[Shahih Al-Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813]

Penjelasan.

Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan “Bab ciri-ciri kecintaan Allah kepada hambanya.” Kerana setiap sesuatu memiliki ciri, begitu juga dengan kecintaan Allah kepada seorang hamba, cirinya yaitu ia mengikuti sunnah-sunnah Rasul-Nya. Selama seseorang itu mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengikuti jejaknya, maka makin bertambah pula ketaatannya kepada Allah dan ia lebih dicintai Allah Ta'ala.

Imam An-Nawawi berdalil untuk hal itu dengan firman Allah, “Katakannlah, jika kamu (benar-benar ) mencintai Allah maka ikutilah Aku, niscaya Allah Ta'ala akan mencintaimu.” Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, maka tunjukkanlah ciri kecintaanmu itu; ikutilah aku maka Allah Ta'ala akan mencintaimu.

Para ulama salafush shalih menamakan ayat ini dengan nama ayat Imtihan (ujian), orang yang mengaku cinta kepada-Nya akan diuji dengan kecintaannya. Dapat dilihat, jika ia mengikuti jejak Rasul-Nya, maka hal ini menunjukkan kebenaran cintanya. Apabila ia cinta kepada Allah, maka Allah pun cinta kepadanya. Kerana Allah Ta'ala berfirman, “Maka ikutilah Aku, niscaya Allah akan mencintaimu,” ini adalah hasil yang begitu indah, kerana Allah mencintainya, jika Allah telah mencintaimu maka dengannya kamu akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selanjutnya Imam An-Nawawi menyebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya,” yaitu seorang yang menjadi musuh para wali-Ku maka sungguh Aku menyatakan perang kepadanya. Artinya siapa yang memusuhi salah seorang wali Allah berarti ia memusuhi Allah.

Sebagaimana Allah juga menyatakan perang kepada orang-orang yang memakan harta riba.

“Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya.” (QS. al-Baqarah: 2: 279)

Yang menjadi pertanyaan, siapakah wali Allah itu? Allah menjelaskan dalam firman-Nya,

“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan sentiasa bertakwa.” 
(QS. Yunus: 10: 62-63)

Mereka itulah wali para wali Allah adalah sebagaimana firman Allah Ta'ala, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan sentiasa bertakwa.” Barangsiapa yang memusuhi mereka berarti telah menyatakan perang dengan Allah. Nauzubillah.

Kemudian Allah Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi-Nya, “Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan kepadanya.” Yaitu amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan wajib. Shalat Zhuhur lebih dicintai-Nya daripada shalat sunnah rawatibnya. Shalat Maghrib lebih dicintai daripada shalat rawatibnya. Shalat Isya' lebih dicintai daripada shalat rawatibnya. Shalat Subuh lebih dicintai daripada shalat sunnah rawatibnya. Shalat wajib lima waktu lebih dicintai Allah daripada shalat malam. Semua amalan wajib lebih dicintai Allah dari semua bentuk amalan-amalan sunnah. Zakat itu lebih dicintai-Nya daripada sedekah, haji wajib itu lebih dicintai Allah daripada haji sunnah. Semua amalan wajib itu lebih dicintai Allah daripada yang lainnya.

“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” 

Hadits ini menunjukkan bahwa di antara sebab-sebab kecintaan Allah adalah memperbanyakkan amalan sunnah, seperti shalat malam, sedekah, puasa sunnah, haji sunnah dan semua amalan yang disunnahkan Allah.

Seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah sehingga Allah mencintainya. Jika Allah telah mencintainya, maka Allah merupakan pendengarannya yang ia pergunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia pergunakan untuk melihat, tangannya yang ia pergunakan untuk memegang, kakinya yang ia pergunakan untuk melangkah. Jika ia meminta kepada-Nya, maka Dia akan mengabulkannya, dan jika ia berlindung kepada-Nya, Dia juga akan melindunginya.

“Aku merupakan pendengarannya.Maksudnya Allah Ta'ala meluruskan pendengarannya sehingga tidak mendengar kecuali yang diridhai Allah Ta'ala. “Penglihatannya,” yakni Allah meluruskan penglihatannya sehingga ia tidak melihat kecuali yang dicintai Allah, “Kakinya yang ia pergunakan untuk melangkah,” tidakkah ia melangkah kakinya kecuali ke tempat yang diridhai Allah Ta'ala. Sehingga setiap ucapan dan langkahnya selalu mengarah pada kebenaran.

“Jika ia meminta kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya,” ini buah dari memperbanyakkan amalan sunnah dan buah kecintaan kepada Allah, jika ia memintanya, Allah pasti mengabulkannya, “Dan jika ia berlindung kepada-Ku, Aku akan melindunginya,” yaitu memohon perlindungan-Nya dari segala musibah yang menimpanya, “Aku akan melindunginya,ini adalah ciri kecintaan-Nya, seseorang harus mengarahkan perkataan dan perbuatan pada kebenaran. Apabila ia telah mengarahkannya, maka hal itu menunjukkan kecintaan Allah kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki anak-anakmu dan mengampuni dosa-dosamu.” 
(QS. Al-Ahzab: 33: 70-71)

Imam An-Nawawi juga menyebutkan hadits-hadits lain yang menjelaskan kecintaan Allah Ta'ala. Bahwasanya jika Dia mencintai seseorang, Dia memanggil Jibril; ia adalah malaikat yang paling mulia, sebagaimana Nabi Muhammad adalah Nabi Allah yang termulia, “Maka Allah memanggil Jibril seraya berfirman, “Sesungguhnya Allah Ta'ala mencintai si fulan, maka cintailah ia.” Kemudian Jibril mencintai orang itu dan menyeru penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia.” Penghuni langit pun akhirnya mencintai orang itu. Selanjutnya cintanya itu diteruskan kepada penghuni bumi.

Jika Allah membenci seseorang -Naudzubillah- maka Allah Ta'ala memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah ia.Kemudian Jibril membenci orang itu, lalu Jibril berkata kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kepada orang itu.” Kemudian kebencian tersebut diteruskan kepada penghuni bumi -Naudzubillah- kemudian semua penduduk bumi membencinya. Inilah salah satu ciri-ciri kecintaan Allah kepada seorang hamba. Allah membuatnya diterima dan dicintai oleh seluruh penduduk bumi. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang dicintai Allah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Syarah Riyadhus Shalihin Bab 78. Perintah Bagi Para Penguasa Untuk Bersikap Lembut Dan Kasih Sayang Terhadap Rakyat Serta Larangan Menipu Rakyat Atau Berlaku Keras Terhadap Mereka Juga Mengabaikan Keperluan mereka.

  Allah ﷻ berfirman : ۞وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ۞ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman...